Lihat ke Halaman Asli

Sajak Petani kepada Istrinya

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di suatu petang di kuala

Keringat di dahimu bermunculan bagai titik-titik air di tutup kuali

Entah bagaimana, itu juga  yang mengingatkan aku pada biji-biji jagung muda, sayang

Di ujung sana, kau menggosok-gosokkan bajuku yang cokelat pudar pada batu

“Tanah ladang rupanya bisa membuat bajumu serupa baju yang lain,”  katamu sembari tertawa.

Batu dan baju itu setiap petang bagai sepasang kekasih yang harus berjumpa

Di petang yang lalu, pada tahun yang baru saja lewat

Kemarau datang dan tanaman di ladang kita begitu lekas menguning

Panen jadi ceracau di tengah malam

Hingga aku tak sanggup membelikanmu pasta gigi dan deterjen

Lalu kau bawa pulang setempurung pasir kuala

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline