Lihat ke Halaman Asli

Saufina Nur Azmiya

S1 Bimbingan dan Konseling

Pembelajaran Daring Dinilai Kurang Efektif bagi Pelajar

Diperbarui: 2 Desember 2021   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PEMBELAJARAN DARING DINILAI KURANG EFEKTIF BAGI PELAJAR

Aktivitas sehari-hari manusia mulai diberikan batasan dan banyak dilakukan dari rumah sejak adanya virus Covid-19 yang mulai masuk dan menyebar di Indonesia. 

Salah satu bidang yang berdampak besar akibat adanya virus ini yaitu pada bidang pendidikan, karena mulai diberlakukannya sistem pembelajaran daring (online). 

Kegiatan belajar mengajar yang pada mulanya dilakukan secara langsung kini harus dilakukan melalui media secara online atau biasa disebut pembelajaran daring. Pembelajaran daring menjadi salah satu solusi yang diterapkan oleh Pemerintah pada bidang pendidikan. 

Dengan adanya sistem pembelajaran daring, kegiatan belajar mengajar tetap dapat dilakukan meskipun tidak bertemu secara langsung atau tatap muka antara pengajar dan pelajar. 

Akan tetapi meskipun demikian, sistem pembelajaran daring ini dinilai kurang efektif untuk diterapkan. Ada beberapa faktor penyebab sistem pembelajaran daring dapat dikatakan kurang efektif.

Pertama, Sinyal yang kurang mendukung. Pada tiap daerah tentunya memiliki kekuatan sinyal yang berbeda-beda ada yang lancar dan ada juga yang bahkan di daerah tersebut tidak memiliki sinyal sama sekali sehingga jika dilakukan pembelajaran daring maka akan mengalami kesulitan untuk mengikutinya. 

Koneksi sinyal yang buruk seringkali menjadi kesulitan bagi siswa maupun mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga menjadi faktor penghambat yang paling mempengaruhi pada pembelajaran daring. 

Misalnya, pada saat siswa/mahasiswa serius mendengarkan penjelasan materi yang diberikan oleh guru/dosen tiba-tiba saja ponsel/laptopnya mengalami koneksi sinyal yang buruk sehingga menyebabkan suara dari guru/dosen terputus-putus. 

Hal ini dapat membuat siswa/mahasiswa mengalami kesulitan untuk memahami materi dan tidak lagi semangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara daring.

Kedua, Kuota Internet. Kuota internet menjadi kunci utama untuk dapat menyelenggarakan sistem pembelajaran daring. Tanpa adanya kuota internet maka pembelajaran daring tidak dapat berlangsung. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline