Lihat ke Halaman Asli

Agung Setiawan

TERVERIFIKASI

Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Misteri Bunker dan Kamar Nonik Ratusan Tahun di Lasem

Diperbarui: 7 Maret 2020   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Saya senang dengan budaya dan kesenian. Rumah kuno yang terawat, apalagi dengan bawaan aslinya, bagi saya warisan budaya dan kesenian yang lengkap. 

Di sanalah tergurat filosofi, budaya, kesenian, cara hidup, nilai dan norma bahkan ada "sesuatu" yang dapat dirasakan secara naluri. Rumah Merah Lasem adalah salah satu rumah kuno yang berhasil menggeret saya masuk pada Mei 2019.

Saya bersama keluarga berkesempatan mengunjungi Rumah Merah yang beralamat di Jalan Karangturi No.4/7, Karangturi, Lasem, Jawa Tengah pada Mei 2019 silam. 

Warna merah sudah membuatnya mentereng dari lingkungan sekitar. Belum lagi, 2 pilar di depan rumah yang begitu megah. Kayu-kayu jati tampak bergurat asli, menjadi saksi bisu kedatangan bangsa China di tanah Jawa.

"Rumah ini bergaya Hindia China," kata pemandu kepada kami.

Kalau kita berjalan masuk dari depan, paduan Hindia China itu tampak dari 2 pilar besar yang menyangga rumah. Padahal, untuk menyangga rumah dengan gaya China cukup dengan batang kayu. Hal itu tampak di bagian rumah lainnya, di mana kayu jati besar memasak bumi telah berhasil menjaga rumah berdiri kokoh ratusan tahun. "Dua pilar itu, bergaya Eropa (Hindia)," sambung pemandu.

Di depan pilar, berdiri dua patung besar setinggi sekitar 5 meter. Kalau melihat bentuknya, saya yakin mereka adalah Dewa Pintu yang dalam trandisi Tiongkok disebut Men Shen. Menurut keyakinan, Men Shen ditaruh berhadapan satu sama lain di setiap pintu masuk supaya roh jahat tidak berani masuk.

Sedikit ke dalam, kita kembali disajikan budaya Tiongkok yang sarat makna. Ada pintu yang masing-masing dilengkapi aksara China yang berisi filosofi kehidupan. 

Di sana tertulis, "Melantunkan syair, menjalankan tata susila, guna mendidik anak cucu." Juga ada, "Kesetiaan, bakti dan kerendahan hati membuat negara tenteram." 

Lihatlah, nasihat dan didikan dalam keluarga mengarah pada hal yang lebih luas, yakni negara. Dengan kata lain, jika ingin negara kita besar-kuat-makmur, maka mulailah bangun hal itu dari keluarga-keluarga.

Dokumentasi pribadi

Untuk pintunya sendiri tampak biasa. Namun di atasnya ada ukiran seperti matahari yang bersinar dan anak panah keluar sebanyak 12. Itu juga punya filosofinya. 

Matahari itu sebenarnya adalah Bunga Teratai yang menunjuk pada Pencipta. Sedangkan dua belas anak panah itu simbol pancaran kehidupan yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada semua orang, yang diwakili oleh 12 Shio dan 12 mata angin yang berarti memancar ke seluruh alam semesta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline