Mohon tunggu...
Yosi Prastiwi
Yosi Prastiwi Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga

Hobi nulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bukan Cuma Jualan Buku, Ini yang Dilakukan Komunitas Semak Kata Saat Festival Literasi Jogja

17 Juli 2025   20:50 Diperbarui: 17 Juli 2025   21:02 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Eko Triono-Penulis Cerpen dan Mentor Komunitas Semak Kata (Sumber: dokpri)

Mulanya, kami tak menyangka membuka stand literasi bisa seaasik itu. Hadir dan terlibat di Festival Literasi Jogja yang digelar pada 9–13 Juli 2025 membawa angin segar bagi komunitas kami. Stand yang awalnya hanya kami niatkan sebagai lapak pajangan dan penjualan karya, berkembang menjadi ruang kopdar dan obrolan tentang masa depan literasi versi Komunitas Semak Kata.

Saat ditawari untuk ikut serta dalam festival ini kami sempat ragu. Kami khawatir tak banyak anggota bisa meluangkan waktu dan terlibat menjaga stand. Lagi pula, sebagai komunitas yang baru berdiri akhir 2022, kami sadar belum banyak dikenal, baik oleh warga lokal maupun pengunjung festival. Namun, kekhawatiran itu terbukti tak beralasan. Meski belum populer, kami berhasil mejeng di antara stand milik dinas dan komunitas-komunitas literasi lokal lain. 

Bermodal tekad dan sedikit nekat, kami bahu-membahu mempersiapkan semuanya. Yang jauh membantu dana, yang dekat menyiapkan ubo rampe perlengkapan, yang tidak bisa hadir mengirim semangat dan doa. Begitulah akhirnya Semak Kata bisa turut hadir di acara yang digagas DPAD DIY bersama Perpusnas RI, IKAPI DIY, Balai Bahasa, Dinas Kebudayaan, hingga Dinas Koperasi dan UMKM. Pepak tenan kolaborasinya.

Festival Literasi Jogja tahun ini mengusung tema "Membaca, Berdaya, dan Sejahtera". Acara ini diramaikan oleh ratusan penulis, penerbit, serta komunitas literasi. Kegiatannya pun beragam mulai dari bazar buku, panggung musikalisasi puisi, teater, senam, lomba menggambar, hingga talkshow bersama penulis dan pegiat literasi. Kalau lapar atau haus, tinggal mampir ke stand kuliner dari UMKM lokal. Festival ini memang berusaha menjangkau dan menyenangkan bagi semua kalangan.

Dalam sambutannya, Kepala Perpusnas RI, E. Aminuddin Azis, menyebut festival ini sebagai ruang inklusif untuk menumbuhkan budaya baca dan berpikir kritis. Ia juga menyampaikan bahwa DIY memiliki Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) sebesar 86,39, salah satu yang tertinggi di Indonesia. DIY juga tercatat memiliki Tingkat Kegemaran Membaca (TKM) tertinggi se-Indonesia. Sebuah kabar baik, sekaligus tantangan, terutama bagi Jogja yang dikenal sebagai kota pendidikan namun dengan UMR rendah. Idealnya, masyarakat yang gemar membaca bisa lebih berdaya dan (menuju) sejahtera. Bukankah begitu?

Foto Pengunjung Stand Semak Kata (Sumber:  dokpri)
Foto Pengunjung Stand Semak Kata (Sumber:  dokpri)

Di tengah semua perbincangan serius soal literasi, stand kami tetap terbuka untuk umum. Ada yang mampir sekadar menyapa, ada pula yang membuat konten. Sebagian pengunjung lain penasaran dan bertanya tentang aktivitas komunitas kami.

Kami bercerita Semak Kata adalah komunitas kecil yang sedang bertumbuh. Siapa saja yang suka dunia literasi boleh bergabung. Suka menulis artikel? Yuk, belajar bareng. Lagi nyari teman bikin cerpen? Boleh banget. Mau mengusir galau sambil nulis puisi? Silakan. Atau sekadar menambah teman baca buku? Kami senang menerima siapa saja yang ingin mampir dan menjadi bagian dari kami. Endingnya beberapa pengunjung tertarik bergabung. Ini tentu menyenangkan bagi kami.

Kebahagian kecil lainnya bagi kami adalah ketika pengunjung membeli "Parade Sepi", antologi puisi pertama karya anggota Semak Kata. Rasanya ini bukan laba jualan buku tapi soal keharuan. Karya kami dibaca, diapresiasi, dan dibawa pulang. Terima kasih, pelanggan!

Meski komunitas literasi, kami juga membuka peluang bagi anggota komunitas untuk menitipkan produk jualan lain di stand. Ini stand bersama. Tak harus produk literasi. Siapa tahu dari jualan bisa muncul semangat menulis. Jamak sebagian dari kita memikirkan kebutuhan kepala ke atas setelah kebutuhan dasar perutnya terpenuhi. Apalagi di masa turunnya perekonomian secara umum. Semak Kata berusaha saling mendukung anggotanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun