Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Melonjaknya Harga Kelapa yang Tinggi: Warga Menjerit, Industri Tercekik

20 April 2025   21:48 Diperbarui: 20 April 2025   21:48 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelapa  (Sumber: Freepik.com)

Saya tidak begitu sering memasak dengan bahan baku santan, maklum karena kondisi pencernaan dan tingginya kolesteroal.  Untuk mengobati rasa rindu kepada masakan yang mengandung santan, saya hanya memasak lodeh seminggu sekali saja. 

Sebelum Lebaran, saya membeli setengah kelapa parut itu seharga Rp.6.000 karena harga satu buahnya sebesar Rp.12.000.  Setelah Lebaran, saya terkejut dan kaget sekali ketika akan beli setengah kelapa ternyata harganya menjadi RP.10.000 untuk setengah dan RP.20.000 untuk satu buah kelapa.

Saya bertanya kok mahal sekali?  Jawabannya penjual yang kurang paham penyebab utamanya: "iya saya beli dari pemasok juga sudah mahal sekali!"

Bingung saya pikir hanya di pasar tempat saya membeli , harganya mahal, mungkin di tempat lain harga tidak semahal itu.  Namun, ternyata saya membaca di surat kabar online maupun TV,  sekarang ini semua pembeli (terutama ibu rumah tangga )  dan para penjual katering merasa bingung sekali , harga sebelum lebaran Rp.12.000, lalu melonjak Rp.30.000 dan akhirnya turun Rp.25.000. 

Para pedagang makanan bingung bagaimana menyiasati mahalnya harga kelapa yang jadi bahan baku masakan mereka. Menaikkan harga?  Takutnya makanan yang dijual tidak laku atau konsumen akan kabur. Sementara jika dikurangi pembelian kelapanya, cita rasa makanan akan berubah, pembeli juga akan komplain dan tidak akan membeli lagi.  Serba salah bukan.

Sejarah kejayaan kelapa di Indonesia

Sebenarnya di tahun 1980-an,  Kelapa menjadi komoditas utama di Indonesia.   Indonesia termasuk produsen kelapa terbesar kedua di dunia setelah Filipina.   Produksi terakhir sekitar 17,97 ton pada tahun 2023.   Luas perkebunan kelapa mencapai 3,8 juta hektar dengna kapasitas produksi 2,8 juta ton per tahun.

Proses kelapa dari hulu ke hilir mencakup berbagai tahap, mulai dari budidaya hingga produksi berbagai produk akhir.  

Proses di hulu mulai dari penanaman, pemitkan, penghanyutan , pengupasan sabut, penjualan, lalu dilanjutkan dengan pengolahan lebih lanjut di hilir.

Penyebab melonjaknya harga kelapa beberapa bulan terakhir:

Para pengusaha kelapa (eksportir)  mengkalkulasi lebih menguntungkan untuk menjual kelapanya dengan eksportir  dibandingkan untuk dikirim ke perusahaan pengolahan lebih lanjut.

Harga kelapa di pasar ekspor jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga kelapa domestik.  Dengan demikian pengusaha memilih untuk ekspor kelapanya.   Hal ini mengakibatkan pasokan kelapa dalam negeri menyusu dan harga pun melonjak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun