Untuk hidup maju baik secara sosial maupun perekonomian, sepertinya seseorang harus berani mengritisi serta melewati pemikiran tradisional yang hanya berdasar gugon tuhon atau mitos, sebuah kepercayaan yang mentradisi.Â
Herry Yunianto (56) seorang pengusaha peti mati di kota ukir Jepara Jawa Tengah adalah salah seorang yang telah mengritisi dan berhasil melewati gugon tuhon itu yang kemudian hasil dimana membuahkan kehidupannya mengalami kemajuan baik secara ekonomi dan secara sosial secara signifikan.
"Di daerah kami, di mana masyarakatnya banyak yang berusaha membuat meubel, orang tidak mau membuat peti mati. Masyarakat secara umum meyakini gugon tuhon, katanya kalau membuat peti mati maka akan mendapatkan malapetaka atau bala dan sengsara dalam kehidupannya," demikian jelas Herry yang memiliki rumah sekaligus tempat usaha di Dukuh Kedung Penjalin, Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara ini.
Bahkan menurut penjelasannya, saat dia minta jasa tukang ukir untuk membuatkan ukiran di peti mati, orang tersebut minta jajan pasar atau sajen.
"Memang ketakutan membayang pada setiap orang mengerjakan peti mati. Padahal di beberapa tempat yang sudah bertahun-tahun masyarakatnya membuat peti mati, seperti masyarakat di daerah Langon Tahunan Jepara, tidak ada masalah bahkan ada seorang pengusaha peti mati bisa disebut sebagai orang terkaya di Kabupaten Jepara saat ini," demikian urai Herry yang beristrikan Menik (49) dan memiliki dua orang putri Ninda yang sudah bekerja di sebuah rumah sakit swasta di Kudus dan Sembi yang berkuliah di sebuah universitas swasta di Salatiga.
Motivasi yang Kuat
Herry Yunianto, penggemar musik keroncong ini pernah selama 10 tahun ikut perusahaan mebel milik orang Belanda di Jepara. Saat itu dia bekerja sebagai tenaga Quality Control atau sering disingkat QC, orang yang memiliki keahlian menilai baik buruknya produk mebel sehingga melalui tenaga QC inilah maka barang dinilai layak ekspor atau tidak.
Herry Yunianto karena berniat untuk melakukan usaha mandiri, tahun 2009 dia keluar dari perusahaan orang Belanda tersebut. Tahun 2014 Herry Yunianto mulai bekerja di Pemerintahan Kabupaten Jepara. Sejak tahun 2014 itu pula ia memulai dengan usaha pembuatan peti mati.