Mohon tunggu...
Santi Puspita Ningrum
Santi Puspita Ningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa

accounting student with organizational experience in secretarial field. I am a person who likes administration and is interested in administrative management, besides that I have a desire to develop document management skills in an international scope. With my educational background and abilities, I am ready to contribute my time and competence.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bagaimana Menjadikan Rumah Kita "Ruang Kebebasan dari Dominasi Tradisional"

17 Juli 2025   10:59 Diperbarui: 17 Juli 2025   14:41 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (SHUTTERSTOCK)

"Rumah adalah tempat pertama di mana perempuan harus membebaskan diri dari mitos bahwa hidup mereka berakhir pada pernikahan."

Kebebasan perempuan selalu dimulai dari rumah, kata para pemikir feminis. "Kemana pun mereka melangkah, garis akhir selalu berwujud pada pernikahan. Ini artinya sama dengan mengakui dominasi laki-laki," ungkap Simone de Beauvoir dalam "Second Sex: Kehidupan Perempuan." Kutipan ini mengingatkan kita bahwa rumah seringkali menjadi tempat di mana mitos tentang "kodrat" perempuan diperkuat.

Penulis dengan sengaja mengangkat tema ini bukan untuk menentang institusi pernikahan, tetapi untuk melihat segi lain dari kehidupan perempuan di rumah - yaitu bukan semata-mata sebagai tempat di mana perempuan "berakhir" dalam peran tradisional, tetapi terutama sebagai ruang di mana perempuan dapat memulai hidup yang sesungguhnya sesuai dengan keinginan mereka sendiri.

Karena itu dalam tulisan ini, penulis mencoba mengurai tentang rumah masa depan dan bagaimana upaya kita untuk menjadikan rumah sebagai "ruang kebebasan dari dominasi tradisional" yang membuat perempuan dapat menjalani kehidupan yang mereka inginkan, bukan hanya kehidupan yang diharapkan oleh masyarakat patriarki.

Rumah Pascapernikahan yang Ideal

Berbicara tentang rumah pascapernikahan yang ideal berarti kita bicara tentang transformasi dan pembebasan. Setiap perempuan seharusnya dapat melihat pernikahan bukan sebagai garis finish, tetapi sebagai titik awal untuk mengeksplorasi potensi diri mereka yang sesungguhnya.

Rumah yang ideal adalah rumah yang tidak hanya memberikan status sosial "istri" atau "ibu", tetapi juga ruang bagi perempuan untuk tetap menjadi individu yang utuh dengan aspirasi, impian, dan identitas yang tidak tereduksi pada peran domestik semata.

Kalau berbicara soal rumah ideal perempuan modern, maka idealnya, rumah ini harus mempertimbangkan aspek kontinuitas identitas personal, ruang untuk pengembangan karier, serta kebebasan untuk membuat pilihan hidup yang autentik.

Kontinuitas identitas personal menyangkut bagaimana perempuan dapat mempertahankan siapa diri mereka sebelum menikah - hobi, minat, teman-teman, dan aktivitas yang membuat mereka merasa hidup. Pernikahan seharusnya tidak menghapus identitas ini, tetapi memperkayanya.

Ruang untuk pengembangan karier berarti rumah harus mendukung ambisi profesional perempuan. Bukan hanya menyediakan ruang kerja fisik, tetapi juga dukungan emosional dan praktis untuk mengejar impian karier mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun