Orangtua perlu menyediakan  waktu untuk membincangkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang diikuti oleh anak. Sebab, anak yang mengikuti MPLS mesti memiliki banyak cerita yang tentu berharga.
Karenanya, penyediaan waktu ini sangat penting. Sehingga, sesibuk apa pun, orangtua tetap memiliki waktu yang dikhususkan untuk anak. Ini salah satu bentuk memberi penghargaan bagi anak.
Penghargaan tak harus hal yang bernilai ekonomi. Tapi, dapat saja bernilai non-ekonomi. Misalnya, kebersamaan dalam waktu yang dikhususkan untuk sekadar membincangkan tentang pengalaman, dalam konteks ini pengalaman anak mengikuti MPLS.
Mungkin tak harus setiap hari selama anak mengikuti MPLS. Artinya, selama lima hari MPLS tahun ajaran 2025/2026 tak harus dimanfaatkan seutuhnya. Kalau hanya memiliki waktu satu-dua kali untuk bercakap-cakap sudah baik.
Tapi, jika lima hari dapat dimanfaatkan seutuhnya, maksudnya tiap hari membincangkan pengalaman MPLS pada hari itu tentu lebih baik. Sebab, pasti ada pengalaman baru pada tiap harinya yang dapat dibagikan oleh anak.
Tentang apa pun yang diceritakan anak berdasarkan pengalamannya dalam aktivitas MPLS perlu diapresiasi. Atas apresiasi orangtua yang didapat anak sudah pasti membahagiakan anak.
Dan, rasa bahagia dapat semakin merangsang anak mau berbagi pengalamannya. Hal ini jika dimengerti sebenarnya bagian dari mengembangkan kompetensi literasi anak.
Apalagi jika orangtua dapat mengimbangi percakapan ini dengan respons-respons yang positif, tentu saja semakin menggugah anak berliterasi.
Sekalipun barusan literasi dasar yang berkembang, tetap memiliki makna yang dalam. Sebab, penguasaan literasi dasar, dalam hal ini literasi berbicara dan mungkin juga literasi menulis, akan mengantarkan anak bergerak ke literasi yang lain.
Anak dan secara umum semua orang dapat bergerak ke pengembangan literasi yang lain, misalnya literasi finansial, digital, budaya, dan sains kalau literasi dasar sudah terkuasai. Maka, pengalaman anak dalam mengikuti MPLS ini sangat penting untuk diapresiasi dengan cara anak diajak berbagi dan orangtua memfasilitasi.