Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... unknown

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pinjam Seratus, Bayar Sejuta: Jerat Pinjol Ilegal Jadi Mimpi Buruk Gara-Gara Jual Data Diri

14 Mei 2025   15:38 Diperbarui: 14 Mei 2025   16:20 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi terjerat Pinjol ilegal (Dok Pribadi/olahan AI) 

Di era digital saat ini, data pribadi kita ibarat emas baru. Dari nama lengkap, NIK, alamat rumah, hingga swafoto dengan KTP, semuanya memiliki nilai. Sayangnya, semakin banyak orang yang tergoda menjual data diri mereka ke pihak yang tidak bertanggung jawab, termasuk pinjaman online (pinjol) ilegal. Iming-iming uang cepat dan tanpa jaminan membuat sebagian orang menutup mata terhadap risiko besar yang mengintai.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga telah menjalar hingga pelosok desa. Banyak anak muda hingga orang tua tergoda menjual data pribadi mereka ke calo pinjol demi imbalan antara Rp100.000 hingga Rp.1000.000. Sepintas terlihat menguntungkan—tanpa perlu kerja keras, tanpa ribet, cukup kirim data, lalu uang masuk. Namun, di balik itu ada lubang dalam yang siap menjerat.

Mengapa Banyak yang Tergoda?

Fenomena ini dapat dijelaskan dengan beberapa alasan:

Desakan ekonomi
Di tengah hidup yang makin mahal, banyak orang terhimpit kebutuhan. Ketika pemasukan minim dan tagihan terus berdatangan, imbalan kecil dari menjual data terasa sangat membantu.

Proses Super Gampang, Syarat Super Ringan

Salah satu daya tarik utama pinjol, terutama yang ilegal, adalah prosesnya yang sangat mudah. Hanya dengan KTP, selfie, dan izin akses ke kontak, uang bisa cair dalam waktu kurang dari satu jam.

Mereka tidak peduli apakah kamu buruh harian, pengangguran, atau ibu rumah tangga tanpa penghasilan tetap. Selama kamu bisa isi data, pinjaman langsung masuk.

Kelompok yang paling rentan terjebak antara lain:

  • Mahasiswa yang jauh dari keluarga

  • Buruh dengan upah pas-pasan

  • Warga desa yang tak punya akses ke bank

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Money Selengkapnya
    Lihat Money Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun