Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menjadi Sales Itu Susah-Susah Gampang

23 Maret 2022   19:55 Diperbarui: 6 Oktober 2022   15:38 1784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sales. Sumber: Freepik.com/Senivpetro

Sejak mutasi ke Bali, saya mendapatkan mandat khusus untuk mengembangkan lagi pemasaran bisnis perusahaan di Bali yang sempat merosot tajam selama Pandemi. Ini artinya, saya harus kembali terjun langsung ke ranah sales dan marketing. 

Sebenarnya dunia sales dan marketing bukanlah hal baru bagi saya. Dulu saat pertama di rekrut pun, saya berada di divisi marketing. Namun sejak dipercaya naik tingkat ke level manager, saya justru pindah divisi dimana menghandle bagian distribusi. 

Tantangan kian terasa dimana penempatan di Bali. Saya tidak memiliki team khusus mengingat sempat ada pengurangan karyawan termasuk di divisi sales dan marketing. 

Saya mengatakan divisi sales dan marketing itu susah-susah gampang. Bagi yang memiliki karakter introvert, bekerja di divisi ini akan menjadi momok menakutkan. 

Ini karena mau tidak mau dirinya harus bisa berinteraksi dengan orang yang baru yang tidak dikenal. Dirinya pun harus aktraktif dalam menawarkan produk atau jasa. 

Tentu bagi mereka yang terbiasa pendiam, tidak suka keramaian atau malas bertemu dengan orang baru akan banyak menemukan kendala di lapangan. 

Terasa menyenangkan jika kita adalah karakter yang suka tantangan, senang berinteraksi dengan orang baru, suka ngomong dan memiliki keterampilan mempengaruhi orang lain. 

Divisi ini menjanjikan banyak hal seperti gaji yang tinggi, bonus fantastis, reward yang menggiurkan hingga jabatan yang dapat diraih dengan cepat. Semakin berprestasi dan mampu memenuhi target perusahaan, kesejahteraan bisa diraih di bidang ini. 

Seorang Sales Yang Tengah Memprospek Calon Konsumen | Sumber Situs My Robin
Seorang Sales Yang Tengah Memprospek Calon Konsumen | Sumber Situs My Robin

Banyak suka duka selama saya bekerja sebagai marketing. Ada beberapa hal yang ingin saya bagikan kepada pembaca yang mungkin baru terjun di bidang ini. Apa saja yang bisa jadi pegangan saat bekerja sebagai sales atau marketing di perusahaan. 

1. Jangan Mendominasi Komunikasi

Komunikasi yang baik adalah yang terjalin 2 arah. Namun hal ini kadang diabaikan oleh sales. 

Bagi sales, calon konsumen harus mendapatkan informasi detail dengan produk atau jasa sebanyak mungkin. Semakin banyak informasikan akan membuat calon konsumen yakin. 

Seorang Sales Yang Menawarkan Sesuatu Kepada Konsumen | Sumber ABC Kotaraya
Seorang Sales Yang Menawarkan Sesuatu Kepada Konsumen | Sumber ABC Kotaraya

Sayangnya masih ada konsumen yang kurang suka jika jika ketemu sales yang banyak bicara dan mendominasi dalam berkomunikasi. Calon konsumen bisa jadi malas berlama-lama mendengar cerita si sales apalagi barang/jasa yang ditawarkan bukan sesuatu yang dibutuhkan. 

Alhasil sales sudah berbusa dalam berbicara panjang lebar namun calon konsumen enggan membeli produk atau menggunakan jasanya. 

Ini terjadi pada seseorang kenalan saya. Ketika ada calon konsumen yang dianggap potensial. Dirinya menghubungi si calon konsumen dengan menjelaskan produk panjang lebar. Bahkan calon konsumen seakan tidak diberi kesempatan berbicara sehingga komunikasi didominasi oleh kenalan saya ini. 

Alhasil si calon konsumen yang mungkin lelah memilih mematikan telepon sepihak. Disinilah saya memberi nasihat bahwa komunikasi yang sehat harus dua arah. Apalagi yang kita ajak adalah calon konsumen. 

2. Perhatikan Waktu Yang Tepat

Teman kerja saya pernah cerita bahwa dirinya sempat memarahi telemarketing asuransi. Ia kesal karena dirinya dihubungi saat malam hari yang notabane-nya adalah waktu istirahat. Baginya waktu selepas jam kerja kantor sangat tabu untuk membahas kerjaan apalagi diprospek oleh telemarketing. 

Disini saya belajar nilai penting bahwa sales atau marketing yang baik sangat perlu memahami jam mana saja yang pas untuk menghubungi klien atau calon konsumen.

Sales Yang Memaparkan Product Knowledge Pada Konsumen | Sumber MAS Software
Sales Yang Memaparkan Product Knowledge Pada Konsumen | Sumber MAS Software

Manager marketing atasan saya dulu menasehati saya jika ingin bertemu klien atau membahas urusan penawaran sebaiknya diantara jam 10-11 atau jam 1 siang hingga 3 sore. 

Ada pertimbangan khusus dimana di jam awal kantor seperti 08.00-10.00 adalah waktu sibuk staf untuk mengecek tugas harian, agenda briefing atau meeting dengan atasan ataupun mengerjakan tugas utama di kantor. Di jam ini, dirinya akan fokus memprioritaskan pekerjaan kantor dibandingkan menerima sales. 

Diatas jam 3 sore juga kurang tepat karena biasanya orang sudah fokus untuk persiapan pulang dan ingin sedikit berleha. Umumnya orang akan malas menerima penawaran dari sales atau marketing mendekati jam pulang. 

3. Jangan Ragu Menyanjung Calon Konsumen

Bagi sales lapangan pasti mereka sudsh paham bahwa ada konsumen yang suka disanjung. Misalkan memanggil si calon konsumen dengan sebutan bos, juragan, atau saudagar. 

Sales Yang Deal Dengan Konsumen | Sumber Situs Top Brand Award
Sales Yang Deal Dengan Konsumen | Sumber Situs Top Brand Award

Selain itu kita juga bisa memberikan pujian kepada calon konsumen seperti, 

"Wuah Ko, tokonya ramai ya. Pasti pelayanan nya bagus sampai orang suka belanja disini."

"Ci, hari ini keliatan cantik sekali. Sampai pangling aku lihat Cici"

Cara ini juga bertujuan menciptakan kedekatan personal antara kita dengan calon konsumen. Menyanjung jangan selalu dikonotasikan menjilat namun dalam dunia sales, menyanjung adalah sapaan akrab agar tercipta chemistry kedua belah pihak. 

4. Jangan Menjatuhkan Kompetitor

Tidak jarang sales demi meyakinkan calon konsumen melakukan hal yang dipantang dsl dunia jual-beli yaitu menjatuhkan kompetitor. 

"Udah pilih produk saya aja. Produk X kan gak bagus dan terkesan murahan"

"Produk X itu katanya bikin muka jerawatan. Kalau saya sih ogah beli produk itu. Kalau produk saya udah pasti aman dan cocok semua kulit"

Saya teringat kasus pelaporan yang menimpa salah satu dokter kecantikan sekaligus pemilik suatu brand tertentu. Ulasan dirinya yang mereview produk lain memang memberikan informasi tambahan bagi masyarakat namun ini juga menjadi bumerang baginya. 

Pihak yang merasa dirugikan bisa menuntut balik atas dasar perbuatan tidak menyenangkan, penyebaran nama baik atau tindakan perdagangan tidak sehat. 

Lebih baik kita lebih memaparkan kualitas produk kita secara mendalam seperti menunjukan bukti konsumen yang sudah pakai hingga dokumentasi kualitas produk. Ini lebih bijak untuk meyakinkan calon konsumen dibandingkan menjelekkan kompetitor. 

5. Jadilah Pendengar Yang Baik

Saya sempat membaca artikel Ibu Roselina Tjiptadinata tentang pengalaman beliau saat menjadi marketing asuransi. Demi mencapai target khusus, Ibu Rose memberanikan diri memprospek kenalan yang merupakan orang kaya dan memiliki posisi penting di suatu perusahaan. 

Cara unik Bu Rose patut dicontoh. Ketika calon konsumen yang awalnya menolak untuk membahas produk asuransi dan lebih banyak bercerita tentang keluarga serta bisnisnya. Justru Bu Rose bertindak sebagai pendengar yang baik. 

Hal unik justru klien ini menyadari sikap Bu Rose yang lebih banyak mendengar dirinya bercerita. Ketika klien mempersilakan Bu Rose menyampaikan maksudnya. Bu Rose berhasil mengambil momentum dan closingan pun tercipta. 

Saya belajar bahwa sales itu tidak harus selalu menjadi pembicara. Kadang kita juga perlu menjadi pendengar. Justru secara tidak langsung, kita bisa melihat celah atau peluang setelah mendengar cerita si klien. 

Misalkan si klien cerita ada keluarganya yang baru terkena musibah dan dirinya harus mengeluarkan banyak waktu, tenaga dan biaya. Justru disinilah kita tahu apa yang harus dilakukan seperti menginfokan bahwa asuransi menjadi cara tepat untuk melindungi nasabah dari hal tidak terduga seperti kisah yang diceritakan. Saya yakin ini akan mujarab dan tingkat keberhasilan bisa di tas 60 persen.

***

Menjadi sales atau marketing memang terlihat susah apalagi harus menyakinkan calon konsumen untuk mencoba produk/jasa yang kita tawarkan. Namun bukan berarti tidak ada celah agar upaya kita sebagai sales berhasil. 

Beberapa poin yang saya paparkan merupakan dasar pengalaman pribadi serta kisah orang lain yang bisa dijadikan informasi tambahan bahwa ada hal-hal yang perlu dihindari dan yang bisa dilakukan sebagai sales. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun