Terkadang, aroma tanah setelah rinai lebih jujur dari ucapan manusia.
Dalam diam, ia merangkul, mengendap, lalu hilang ...
Seperti rindu yang tak pernah sempat menjadi sapa
Resi tanah menguar, kala rinai membasah bumi.
Raksinya membuat jiwaku melindap.
Adakah aku pun seharum dan seindah itu untukmu?Aku tak tahu, apakah kehadiranku diam-diam kau rindukan
seperti tanah menunggu gerimis—
tak pernah meminta, tapi selalu menyambut.Aku hanya tahu, saat kau datang, aku tak berkata.
Tapi jiwaku mekar perlahan,
seperti aroma bumi setelah hujan.Baca juga: Langkah yang Tak Lagi Mencarimu
Wahai, sang pemilik hati
Bila rindumu bukan untukku, tak apa
biar aku tetap di sini—mencintaimu dalam senyap
bersama sang bayu yang tak pernah mengadu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI