Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Blogger

Penulis, Blogger, Alumnus Pascasarjana PAI UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Pinjam Uang Terus Foto Healing Makin Bagus, Boleh Kasih Pelajaran?

17 Juli 2025   12:10 Diperbarui: 19 Juli 2025   14:20 2220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pinjam yang terus helaing jalan terus (gambar: Freestocks/Unsplash)

Menghadapi kenyataan memiliki anggota keluarga yang terjerat utang memang sebuah keadaan yang rumit. Membuat kita selalu merasa serba salah. Apalagi jika utang yang dimilikinya berjumlah besar. Meskipun bukan diri sendiri yang berutang, yang ada malah menjadi utang keluarga besar. Semua kebagian dampak. Dipaksa berpikir mencari jalan keluar.

Kenyataannya yang Tidak Terduga

Ketika keluarga yang berutang adalah ia yang ternyata selama ini terlihat selalu berkecukupan. Main, rekreasi sana-sini. Kerap membagikan postingan makan enak, healing ke tempat yang indah. Tidak seperti kita, ada buat makan besok saja alhamdulillah. Nyatanya, si tukang healing itu memendam masalah. Pantas saja sering healing, rupanya dia sudah terlampau pusing karena sering didatangi penagih utang ke rumahnya bahkan seolah tidak punya tempat aman lagi.

Sedang kerja saja telefon krang-kring. Mau istirahat, pintu diketuk berkali-kali. Penagih utang berdatangan.

Perasaan dan Kegelisahan yang Tertahan

Seringkali perasaan ingin bertanya harus tertahan di bibir. Batal terlontar demi menjaga persaudaraan. Tidak ingin bertikai, akhirnya pertanyaan itu gagal terucap. Andai ia tahu, ingin rasanya membombardir dengan seberendel kalimat, "mengapa gak menahan keinginan? Mengapa tidak bersabar barang sedikit saja? Mengapa utangnya tidak dilunasi satu per satu? Ini malah menggali lubang baru lagi."

Kegelisahan berikutnya adalah, perasaan tidak setuju kepada orang tua yang malah membantu anaknya yang berutang itu dengan segala macam cara. Habis harta dijualnya demi menyelamatkan anak dari kejaran utang. Padahal, yang diselamatkan tidak juga berubah sikap. Tetap saja banyak gaya. 

Apa tidak sebaiknya dibiarkan bertanggung jawab? Biar lebih pandai mengambil sikap. Bukan malah merepotkan orang banyak.

Pelajaran yang Dapat Diambil

Ketika ada keluarga tukang minjem uang, sebaiknya sesekali tidak perlu dipinjami. Biarkan ia merasakan kesulitan yang ia rasakan akibat ulahnya sendiri. Karena rasa sayang bukan berarti harus terus menerus memanjakan. Sesekali perlu memberikan pelajaran, dididik dan disadarkan, bahwa hidup tidak harus mengikuti standar orang lain. 

Buat apa terlihat hebat dan wah di hadapan orang lain jika tidur saja tidak nyenyak karena terus menerus diteror penagih utang? Lakukan saja apa yang kita mampu, hiduplah seadanya. Punya uang beli, tidak punya uang ya bersabar dulu.

Lantas, jangan pernah memulai sesuatu dengan utang. Ini hanya akan membentuk mental yang buruk. Merasa ada jalan mudah dalam menyelesaikan masalah, akibatnya menjadi kebiasaan. Bahkan lebih ngeri lagi, meminjam uang untuk membayar utang. Kapan masalah selesai?

Jika terpaksa harus berutang, fokus dulu untuk melunasinya. Jangan pernah menggali lagi sebelum utang yang pertama lunas. Karena rejeki tidak ada yang tahu. Sekarang ada, esok lusa siapa tahu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun