Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Kolektor

Pernah kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PJJ, Pembodohan dan Runtuhnya Sistem Pendidikan

4 Februari 2021   10:13 Diperbarui: 7 Februari 2021   09:38 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tantangan pendidikan kita (Dok twitter.com revolusidigital)

Sehingga mendorong mereka harus benar-benar menyiapkan diri. Menguasai materi yang disampaikan. Seterusnya juga punya stok keberanian mempresentasikan apa yang mereka tuliskan itu secara lugas kepada para Pembimbing dan Pengujinya.

Kenikmatan itu juga aku tahu pasti mau dirasakan para mahasiswa Sarjana Covid-19. Tapi karena kebijakan Perguruan Tinggi, membuat mereka yang menunaikan semua tugas-tugas Akhir Studi itu secara daring.

Ada sejumlah kekhawatiran yang melintas. Jangan sampai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Idonesia, Nadiem Anwar Makarim (NAM) terlibat konspirasi menghancurkan pendidikan kita. Latar belakang NAM sebagai pengusaha, pendiri Gojek.

NAM membuat kita curiga bahwa strategi yang diterapkannya di Gojek akan diterapkannya pula di dalam sistem pendidikan kita. Ketika itu terjadi, ini tanda bahaya. Sungguh membahayakan dan akan meruntuhkan sistem pendidikan kita yang telah mapan.

Perusahaan teknologi yang merambah Indonesia itu sukses dikelola NAM. Sesuai kompetensi, mestinya Presiden Jokowi tidak menatuh NAM mengurusi pendidikan di Indonesia. Sekarang belajar online hanya memberi keuntungan kepada pemilik Zoom Video dan pihak operator Telkomsel, provider yang paling terpopuler .

Belajar secara online berbeda penyerapannya dengan tatap muka langsung. Soal setting waktu dan tempat memang bebas. Hanya saja, proses berlangsungnya pembelajaran rasanya sulit melahirkan penyerapan pengetahuan yang memadai.

Dari sisi bisnis PJJ memberi keuntungan untuk pendapatan pemilik (CEO) Zoom Video Communications Inc, Eric Yuan. Dimana pendapatan Eric Yuan meningkat pesat beberapa kali lipat. Tentu Menteri NAM yang juga pengusaha menaruh perhatian pada peluang tersebut.

Peningkatan keuntungan drastisnya diraih saat pandemi Covid-19. Saat dilakukannya work form home. PJJ, belajar virtual, online, daring, e-learning dan sejenisnya itu. Darisinilah asset atau model pemilik Zoom bertambah. Akibat pandemi pemilik Zoom masuk daftar 100 orang terkaya di dunia (baca, media Suara.com, 28 Desember 2020).

Dari berita Kontan.id juga membeberkan kekayaan pemilik Zoom bertambah Rp. 61,2 Triliun cuma dalam beberapa jam (baca, Kontan.id, 1 September 2020). Di perguruan tinggilah opsional pendidikan itu berakhir, disinilah ujungnya. Setelah perguruan tinggi, taka da lagi. Berarti apa?, perlu sistem itu dirapikan.

Apakah ada commitment fee antara Menteri pendidikan dengan CEO Zoom Video?. Dikalkulasi saja, begitu banyak mahasiswa di kampus Negeri dan Swasta ini yang mengakses, menggunakan Zoom. Memang ada subsidi pemerintah untuk mengratiskan paket internet bagi sekolah dan perguruan tinggi, ini pun perlu diusut.

Berapa banyak dana yang diplot pemerintah untuk itu?, apakah sudah dialokasikan semuanya?. Kita harus kawal bersama, jangan sampai hanya menetes ke bawah hanya sebagian kecil dari anggaran itu. Sebab sudah ada buktinya, kita mengoleksi Menteri korup. Atas hal itu, wajib kita berwaspada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun