Paket, Bu!

Belanja Online jadi booming karena adanya pandemi. Disalah satu sisi sepertinya menjadi pemborosan karena telunjuk cepat bergerak memilih barang yang bagus di layar telpon genggam, benar enggak?

Rasanya kasihan atau gembira ya? melihat bapak kurir pengantar paket bolak-balik mampir kesetiap rumah. Kadang pagi, siang sore atau ke malam. Iya, mereka ada jadwalnya. Masalahnya si penerima paket enggak ada di rumah. Sedangkan kalau dari sisi banyaknya paket yang diantar tentu ada kompensasi yang bisa didapatkan. Nah! Kasihan atau senang?

Baca postingan teman di Facebook bikin geli karena hal yang sama baru saja terjadi.

Ada yang teriak, "paket!" di depan pagar rumah. Enggak ada reaksi dari dalam rumah. Semua sibuk dengan urusannya masing-masing.

Padahal yang teriak kencang juga.

Selamat siang, paket ...  JNE,  Bu! 

Tetap tidak ada reaksi. Saya pun diam saja.

Lah! Kenapa musti clingak-clinguk keluar jendela. Enggak ada nama yang disebut sama yang antar paket.

Kebiasaan pengantar paket datang setiap hari hanya untuk tetangga depan rumah atau tetangga samping. Dari pagi sampe sore, keributan sering terjadi. Biasanya datang dengan motor atau mobil box pengantar barang.

Tetangga depan rumah, keluarga kecil dengan dua orang anak balita dan seorang nenek. Kalau dilihat keluarga ini hampir setiap hari belanja online. Informasi yang didapat selain Kepala keluarga bekerja di bank, sang istri yang ibu rumah-tangga juga berbisnis di rumah. Usaha online, jualan produk baju. 

Kadang  keluar masuk paket terlihat. Tidak hanya paket barang, kadang pengiriman makanan pun mampir ke tetangga ini. Barangkali nyonya rumah enggak sempat masak. Loh! kenapa kepo nih jadinya.

Kebiasaan bapak kurir pengantar paket  suka berteriak di depan rumah karena nenek yang menjaga cucu kurang baik pendengarannya. Sama juga dengan tetangga di samping rumah, keluarga dengan orang tua yang sudah sepuh, banyak juga belanja online. Jadi sudah biasa melihat kurir paket barang dengan nuansa baju merahnya mampir. 

Iyaa, kurir dari JNE sepertinya sudah biasa terlihat di perumahan sini.

Jadi kalau ada yang teriak "paket!" Ya, pasti untuk mereka.

Kasihan juga kurir yang antar paket hahaha ....

Lama memanggil ... sepertinya satu ide baru didapat!

"Bu Audy Jo, ada paket!"

What! 

Nama saya disebut  hahaha paket  pesanan buku datang.

Aduh pak ..., Bapak!

Baru dapat ide yaa memanggil nama pemilik paket.

Panik.  Masih memakai baju tidur. Hihihi apa boleh buat. Jalan sambil menunduk menghalangi posisi badan.

Untung bapak pengantar paket berdiri lebih rendah dari pagar. Jadi penampilan pembantu tidak kelihatan. Ampun memalukan.

JNE atau nama resminya PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir, perusahaan yang berpusat di Jakarta ini bergerak dalam bidang pengiriman dan logistik. Sudah cukup lama berdiri dari tahun 1990. Sebagai perusahaan yang kompeten sudah pasti tidak ada masalah dalam hal pengiriman paket ke daerah mana saja.

Mencari kantor cabang terdekat juga tidak sulit karena sekarang hampir disetiap sudut kota sudah banyak kantor cabangnya.

Beberapa produk dari JNE yang ada, sangat membantu dalam pengiriman barang, dokumen dan jasa lainnya. Tinggal bagaimana pilihan apa yang mau dkirim. Apalagi dengan sudah tersedia aplikasi yang bisa di download dari play store membuat lebih mudah untuk pengecekan paket dan waktu pengiriman paket. Semua terpantau dengan aplikasi.

Sedikit saja sih mau keluarin unek-unek dengan pengalaman yang pernah ada. Pernah menemukan biaya pengiriman yang berbeda antara kantor satu dengan yang lain. Apa ada perbedaan kantor yang baru berdiri dengan kantor yang sudah lama ada.

Walaupun begitu pilihan pengiriman paket atau barang belum mau berganti dengan perusahaan lain. Masih tetap dan sudah terbiasa dengan si merah ini. 

Akhirnya, menemukan juga kantor JNE yang pas di hati. 

Semoga paket kiriman cepat sampai di rumah ya, Pak!