Mohon tunggu...
Ghulam Zaky
Ghulam Zaky Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tawazun dalam Berkemahasiswaan

6 Juli 2017   07:20 Diperbarui: 6 Juli 2017   07:54 2137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Terkadang kita menghabiskan waktu terlalu banyak untuk mengerjakan semua tugas dan tutorial yang diberikan dosen dan melupakan dunia nyata di luar sana. Kita merasa bergaul dan bermain akan merusak nilai kita. Terkadang pula kita sangat sibuk beraktivitas di organisasi dan kepanitiaan hingga lupa untuk belajar. Ketahuilah, Islam adalah agama seimbang, agama yang tawazun, agama yang memperhatikan setiap aspek manusia. Karena itu, amat penting untuk dapat menyeimbangkan hidup, antar akademik dan non akademik.

Di dalam Islam konsep tawazun artinya keseimbangan. Manusia, alam dunia, dan Islam diciptakan oleh Allah dengan keseimbangan yang sangat indah. Bahkan kita di pelajaran sains dan teknik pun selalu mencari keseimbangan ini, dari mulai balans energy, balans massa, balans atom, dll.

Manusia sesuai fitrah Allah memiliki 3 potensi yaitu akal, jasmani, dan ruh. Kita akan membahasnya satu persatu dan melihat letak posisi akademik ada dimana dan seberapa penting hal tersebut.

Jasmani adalah fisik tubuh kita. Nabi Muhammad SAW bersabda "Mu'min yang kuat lebih disukai daripada mu'min yang lemah" (HR Muslim). Jasmani memiliki hak yang harus dipenuhi seperti makan makanan yang halal dan baik, istirahat yang cukup, dan olahraga. Jasmani bahkan dapat menuntut kepada kita di akhirat nanti jika kita memenuhi hak nya.

Akal adalah hal yang membedakan manusia dari hewan. Akal yang membuat manusia mulia. Dengan akal manusia dapat mengenali sesuatu, mencegah keburukan dan mengusahakan kebaikan, mengelola alam, dan menjadi khalifah di bumi. Kebutuhan akal adalah ilmu. Dan ilmu didapat dengan belajar, salah satunya melalui akademik di perkuliahan.

Ruh adalah hati. Ruh membutuhkan dzikrullah. "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram" (QS ar-Ra'du:28). Dengan ruh yang hidup, manusia memiliki semangat hidup, dapat mengemban tanggung jawab yang besar.

Terlihat bahwa akademik adalah salah satu dari ketiga aspek yang harus dikembangkan di dalam diri manusia. Namun, akademik dan akademik dan IPK bukan segalanya dari akal, banyak ilmu lain yang dapat kita kuasai dan bermanfaat untuk kehidupan kita. Bahkan, hasil riset dari National Association for Colleges and Employersmenunjukkan bahwa 3 hal terpenting yang harus dimiliki oleh seorang sarjana menurut perusahaan adalah kemampuan bekerja dalam tim, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan komunikasi. 3 hal yang tidak terlalu berhubungan dengan IPK.

Lalu, bagaimana menjadi mahasiswa yang seimbang dengan IPK yang baik, softskill yang memadai, fisik yang prima, dan ruh yang hidup? Berikut beberapa tips yang dapat teman-teman lakukan.

1. Membuat jadwal. Tanpa jadwal yang teratur, hari kita akan berakhir dengan cepat tanpa aktivitas yang produktif. Dengan jadwal yang baik, keseimbangan lebih mudah dilakukan. Kita tahu kapan harus belajar, bermain, olahraga, ibadah, dll.

2. Kurangi kuliah-pulang. Jika kamu selesai kuliah lebih cepat, cobalah kerjakan tugas-tugas akademik di kampus, ajak teman-temanmu belajar bersama. Cari kegiatan positif lain. Kosan adalah zona nyaman yang sebaiknya kita hindari. Belajar bersama dapat memenuhi kebutuhan bersosialisasi tanpa mengorbankan akademik.

3. Ikuti kegiatan ekstrakurikuler. Bisa melalui unit, himpunan, ataupun kabinet. Hal ini sangat penting dan krusial untuk kehidupan kita. Melalui media ini kita dapat memperluas jaringan, menambah teman, mengasah soft skill, mengambil tanggung jawab, dan menjadi dewasa. Kehidupan mahasiswa tidak lengkap tanpa berkemahasiswaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun