Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Buku Ini Aku Pinjam

2 Oktober 2022   10:58 Diperbarui: 2 Oktober 2022   11:13 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam hati sebenarnya agak kikuk dan galau juga karena kondisi keluargaku yang berantakan. Apa kata Adit jika mengetahui  hal yang sebenarnya. Namun, perasaan itu sengaja kusembunyikan, dan bersikap baik-baik saja.

Seperti yang telah dijanjikannya, Sabtu siang Adit pun ke rumah. Sorot matanya berbinar cerah,  terlihat berbahagia dapat menemui kakak-kakakku,  juga Ibu.  Beberapa kali laki-laki itu  menyampaikan rasa bangganya  dapat berkenalan dengan saudaraku. 

Sampai waktu salat Asar tiba, dia belum ingin pulang. Mungkin betah mengobrol dengan saudara-saudaraku. Saat hujan mulai turun dia malah minta pamit untuk pulang. Jas hujan pun lupa dibawanya. Aku menawarkan sebuah payung untuk dibawanya pulang, sekadar mengurangi basah tubuhnya.

Keesokan hari, saat pulang sekolah, Adit menyampaikan rasa terima kasihnya karena telah dipinjami payung, serta dapat berkenalan dengan saudaraku. Berkali-kali dia mengucap syukur sudah diperkenankan main di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun