Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Buku Ini Aku Pinjam

2 Oktober 2022   10:58 Diperbarui: 2 Oktober 2022   11:13 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Untung saja, filter hatiku masih berfungsi dengan baik. Aku mampu menyerap hal yang baik dari semua kejadian itu. Biarlah, nasibku begini. Benar, yang bertengkar orang tua, hingga kata perpisahan itu pun tidak dapat dielakkan. 

Namun, justru banyak hikmah yang dapat diambil. Ada sih, sedikit rasa malu pada tetangga yang hampir tiap hari mendengar makian dan kata kasar saat orang tua bercekcok. Namun, semua suara sumbang itu tidak pernah menjadi beban di hati dan pikiran.

Biarlah ini menjadi pelajaran berharga bagiku. Jangan sampai aku meniru kedua orang tuaku yang tidak mampu mempertahankan keutuhan rumah tangga dan akhirnya kata cerai menjadi senjata ampuh.

Kamis siang setelah jam pelajaran usai, aku harus mengikuti  kegiatan ekstra kurikuler. Sadar bahwa diriku tidak pandai berolah raga, atau seni, maka pilihan jatuh pada  kesenian Jawa. Aku hanya berminat pada salah satu kegiatan, yaitu karawitan. Bukan karena pintar, tetapi sekadar mengisi nilai rapor yang harus mencantumkan salah satu kegiatan sekolah sebagai tambahan nilai. 

Malang sekali bagiku, setiap latihan hanya mendapat bagian nggerongi dan tepuk tangan sebagai pengiring saat tembang dinyanyikan.

Sekian bulan mengikuti latihan karawitan, tanpa sepengetahuanku, ada sepasang mata yang diam-diam memperhatikan. Laki-laki teman satu sekolah beda kelas itu ternyata begitu peduli padaku. Saat latihan karawitan di aula sekolah itu, sering Aditya meminjam buku catatanku. Entah sebagai alasan saja atau memang benar-benar tertinggal beberapa catatan  tembang saat latihan.

"Nis, boleh aku pinjam buku catatanmu? Bukuku kebetulan tertinggal di rumah," tanya laki-laki berkulit sawo matang saat latihan karawitan sore itu.

Aku tidak segera menjawab pintanya. Ada rasa ragu saat ingin meluluskan permintaannya. Kucoba menafsirkan kalimatnya.

Hm ... jangan-jangan ada maksud tersembunyi, lirihku.

Tidak sabar, kembali laki-laki itu mengulang permintaannya.

"Boleh, ya? Sehari saja, besok kukembalikan, kok. Tenang, kujamin tetap bersih, deh," guraunya membuatku luluh dan memberikan buku catatan karawitan itu padanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun