"Pyar.."
Gelas kaca yang berada di pinggir meja makan itu tidak sengaja tersenggol ekor kucing yang mengejar cicak gendut buruannya.
Tak peduli tingkahnya yang kurang hati-hati karena kegirangan, telah menimbulkan rasa kecewa mendalam di hati tuannya. Ah, dasar kucing tak tahu sopan santun! Enak saja naik di meja makan! He...
Pecahan dan remahan kaca berserakan di lantai bercampur air minum. Sebagian remahan meloncat sampai di depan kamar Wita.
Wita yang sedang menyapu kamarnya sontak terkejut dan segera menghampiri suara tersebut.
Matanya terbelalak lebar, gelas kesukaannya hancur berantakan.
"Hm ... uhh ... " gumamnya sulit dimengerti. Sedih, kecewa, marah campur aduk tidak karuan.
Dengan rasa kecewa yang menggunung, diambilnya tempat sampah dan kapas untuk membersihkan remahan kaca tersebut.
Takut malah nanti akan melukai penghuni rumah itu. Wajahnya yang memelas tak bisa ditutupi lagi.
Ibu yang berada di ruang tengah sejak tadi memperhatikan anak perempuannya dengan wajah iba. Dalam batinnya terbersit rasa kasihan atas nasib gelas kesayangan putrinya yang kini tak berbentuk lagi. Gelas istimewa yang didapatkan dari saudaranya yang tinggal jauh di luar negeri.
Tak tega melihat wajah putrinya yang sedang kecewa, ibu menghampirinya. Dibantunya memasukkan pecahan kaca di tempat sampah, seraya membesarkan hati anaknya.