Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak yang Hilang

6 Mei 2021   22:50 Diperbarui: 6 Mei 2021   23:15 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Yu, kau tahu belum?" tanya Yu Jiyem tergopoh-goph sambil menyibakkan kain batik yang dipakainya.

"Apa sih Yu, kok sajak wigati banget?" Yu Srini balik bertanya karena merasa tidak paham dengan pertanyaan tetangganya.

"Walah, kamu itu ketinggalan info. Itu, tuh anaknya Mardan kan masuk penjara."

"Hah, apa Yu? Masuk penjara? Lo memang salah apa to kok bisa masuk bui?"

"Huh, kamu itu mbok ya sok keluar rumah gitu lo. Jadi tahu info terkini tentang kanan kiri kita."

"Yu, gaweyanku itu banyak. Habis mandang gawe ya kesel leyeh-leyeh terus kadang tertidur. Nek gak ya dengarkan campur sari Didi Kempot itu lo. Gak sempat aku tanya berita terkini," balas Yu Srini cukup menohok Yu Jiyem.

"Sini tak critani. Anaknya Mardan yang mbiyinge pol itu sekarang masuk penjara. Gara-gara ikut-ikutan mabuk-mabukan terus mencuri sepeda motor di desa tetangga sana, ketangkep, gitu."

"Ealah, kok mesakke tenan. Terus gimana itu kasusnya? Langsung ditangani polisi ya?"

"Masyarakat kan wes kesel, jengkel dan sejuta rasa tumplek bleg jadi satu dengan anak itu. Kandhani ya gak nggugu. Omongane juga kasar. Genknya kan bocah gak nggenah itu to. Malah katanya dikeluarkan dari sekolahnya to Yu."

"Wah mesakke mbokne itu. Suwe le mengandung membesarkan mengasuh, merawat, eh kok jebule mbasan besar seperti itu. Jan mesti mbokne kelara-lara atine."

"Ya mesti wae to Yu. Orang tua mana yang gak sedih lihat anaknya gak bisa diatur. Wong orang tua itu gak minta apa-apa to dari anak, hanya jadi anak yang solih dan solihah saja. Apa-apa kan sudah dituruti to Win itu. Minta sepeda motor lanang ya dituruti. Eh, kok ternyata nyolong pethek."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun