Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dua Hati

15 April 2021   08:30 Diperbarui: 15 April 2021   08:52 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Siang hari yang cukup terik, membuat Lina cepat  lelah. Seharian bergelut dengan pekerjaan rumah yang seakan tidak ada hentinya.

Kadang ulah anak-anak membuat kesal. Ada saja yang diperbuatnya. Mengotori tembok, mengacak-acak alat permainan, sampai membikin gaduh dengan suaranya ketika bermain.

Lengkap sudah kelelahan Lina hari itu.

Dari jauh nampak seorang perempuan setengah baya berjalan mendekati rumahnya. Dari pakaiannya Lina sudah hapal dialah ibu mertuanya.

Beberapa hari ini memang sering berkunjung ke rumah Lina. Jarak rumah mertua dan rumah Lina tidak begitu jauh, hanya sekitar satu kilometer saja.

Kadang diantar oleh tukang ojek ketika ingin menemui cucu-cucunya. Boni dan Tita,  anak Lina yang masih bersekolah di SD senang sekali jika dikunjungi neneknya.

Berbeda sekali dengan sikap Lina yang kadang acuh tak acuh bila ibu mertua datang ke rumahnya. Ogah-ogahan menemui dan bersikap kurang menyenangkan.

Lina dan Banu sudah berumah tangga sepuluh tahun yang lalu. Dari awal memulai biduk rumah tangga, Lina memang minta pada Banu untuk tidak tinggal bersama ibu mertuanya yang kini semakin terlihat tua.

"Assalamu'alaikum," sapa Bu Gani ibu mertuanya yang datang siang itu.

"Waalaikum salam ...."

Lina saat itu sedang melipat pakaian yang telah kering di ruang tengah. Buru-buru dia menjawab salam tamu yang ternyata ibu mertuanya. Lina menghampiri ibu mertua dan menggamitnya masuk ke dalam rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun