Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Jomlowati

23 Maret 2021   11:41 Diperbarui: 23 Maret 2021   12:10 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sementara itu, di grup WhatsApp SMA beberapa minggu ini sedang ramai membahas beberapa teman yang sudah menjadi janda dan duda. Aku memang tidak begitu aktif komentar di grup itu, meski selalu menyimak.

Tanpa setahuku, mereka pun ada yang menjodohkan diriku pada salah satu duda tersebut.

Grup yang selalu ramai hingga malam larut, itu makin gayeng. Aku yang mulanya agak malu-malu berkomentar, kini mulai mengikuti arah pembicaraan mereka.

Tidak bisa kubohongi, perjodohan yang diawali lewat grup itu ternyata mampu menyeretku pada pembicaraan serius. Secara pribadi aku dan Mas Tarikh, laki-laki yang dijodohkan teman-teman, kini mulai dekat.

Pesan secara pribadi pun selalu ditanggapi. Kami merasa ada kecocokan dalam banyak hal. Mas Tarikh pun memintaku untuk hadir pada saat pernikahan anak Herman minggu ini.

Entah mengapa tiba-tiba hatiku menjadi resah. Resah harus bagaimana penampilanku saat bertemu dengan Mas Tarikh.

Oh, beginikah rasanya jatuh cinta, bisikku lirih.

Kucoba mematut diri di depan cermin, mulai baju, riasan dan pelengkap penampilan hari itu. Menjelang pertemuan, hatiku makin tidak karuan, jantung berdegup keras dan keringat dingin pun mulai mengalir.

Seraut wajah yang sangat kunantikan tiba-tiba muncul mengagetkanku. Aku tersenyum saat pertama kali bertemu dengannya.

Mas Tarikh ternyata terlihat lebih ganteng dibandingkan foto profilnya di grup WhatsApp itu.

"Tanti, bukan?" tanyanya sambil tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun