Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tawuran Kucing

23 Februari 2021   07:34 Diperbarui: 23 Februari 2021   07:39 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berita maraknya tawuran akhir-akhir ini ternyata diendus oleh dunia perkucingan. Kucing yang selama ini sering menonton tv bersama tuannya mulai terjangkiti virus kekerasan layaknya film laga.

Pak Raden sebagai pemilik kucing yang bernama Jangkung juga mulai resah melihat perubahan pada peliharaannya. Jangkung suka memberontak dan bersikap kasar. Bukan hanya terkena virus kekerasan, bahkan Jangkung sekarang bertindak sebagai pimpinan 'genk kucing galak'.

Perubahan yang diamati secara seksama oleh Pak Raden ini ternyata terbukti. Peristiwa pagi kemarin, sehabis sarapan pagi Jangkung berlari sekuat tenaga. Tak disangka dia menantang anggota genk kucing sebelah yang terlihat lemah.

Tak pelak Pak Raden pun ikut berlari berusaha memisah keduanya. Keberanian Jangkung berkelahi ternyata dibarengi dengan diperolehnya senjata baru dari anggota genk kucing galak. Bukan hanya kuku, tetapi pisau beracun yang cukup mematikan lawan.

Tanpa banyak berpikir, Pak Raden memanggil Jangkung yang sedang asyik main game laga kesukaannya.

"Ada apa Bapak memanggil saya?" tanya Jangkung ingin tahu.

"Kau tak sadar dengan perubahanmu akhir-akhir ini?" tanya Pak Raden mencoba membuka percakapan.

"Beberapa hari yang lalu aku mendapat laporan kau sudah melakukan pencurian, bahkan kemarin aku lihat dengan mata kepalaku sendiri kau berbuat sok kuasa, menantang kucing yang lemah. Lihat itu kucing Slamet sampai terkencing-kencing di celana karena takut dengan suaramu," Pak Raden mulai marah.

Jangkung pura-pura tidak mendengarkan ucapan tuannya, malah asyik ngegame.

"Tadi pagi Lek Sumi lapor ke saya bahwa lauknya kau curi, dasar pelakor ya kau ini, perebut lauk orang," Pak Raden makin marah.

"Kau memang kucing tak tahu diuntung, dari jalanan kuambil agar jadi kucing yang baik-baik, malah sekarang membuat masalah." Pak Raden menggebrak meja tamu membuat Jangkung kaget dan melepaskan hp-nya.

"Sudah, jika kau memang sulit diperbaiki, silakan kembali ke jalanan. Atau kau kutitipkan di wisma 'kucing nakal'."

Lalu Pak Raden beringsut pergi.

Jangkung hanya tertunduk lesu. Dilihatnya ibunya yang sudah tua, dan sering batuk-batuk.

Kesehatan ibunya akhir-akhir ini memang sudah banyak menurun, setelah sekian tahun sebagai single parent membesarkan Jangkung.

Kerja serabutan sebagai asiten rumah tangga.

Kebaikan hati Pak Raden yang kemudian memungut Jangkung dan ibunya sebagai penjaga rumah dan satpam bagi segerombolan tikus nakal yang sering mengganggu rumah tuannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun