Aku optimis bahwa kunci itu nanti juga akan ketemu.
"Sudahlah, Le. Jika memang belum ketemu kuncinya. Atau mungkin baru dipinjam oleh makhluk yang nggak kasat mata?" kataku sambil tertawa nyengir.
"Ah, Ibu tuh sukanya aneh-aneh, saja. Bu, hari ini Amiy harus ke kampus, jadi kunci kontak mau tak mau harus tetap ada. Gini saja, biar Amiy bawa sepeda motornya ke tukang kunci, sekalian buat dobelannya," katanya dengan mimik serius.
"Terus bawa sepeda motornya gimana?"
"Ya, saya tuntun saja, Bu, kan dekat paling satu kilo kok."
"Ibu sebenarnya kasihan padamu, Le, tetapi niatmu baik, semoga dimudahkan. Hati-hati, ya Le."
Mungkin ini memang rezekinya pembuat kunci, batinku menghibur diri.