"Dhe, nitip rumah ya, aku mau berlibur di rumah mertua, barang seminggu. Ini kuncinya jika ada perlu menyalakan lampu," ucap Ria saat akan memasukkan tas koper besar ke dalam mobil yang baru saja dipanaskan mesinnya.
Ria dan semua anggota keluarganya merencanakan berlibur di rumah mertua yang jaraknya agak jauh.
Mobil yang mesinnya meraung-raung ketika dipanaskan  dan suaranya  sangat  memekakkan telinga.  Setelah salat subuh, halaman rumah telah terlihat sibuk karena aktivitas Ria yang rumahnya tepat di depan rumahku.
Aku hanya mengangguk menerima kunci rumahnya.
"Hati-hati, ya di jalan," kataku seraya melambaikan tangan saat mobil itu mulai berjalan meninggalkanku.
Setelah menerima kunci dari Ria, dan kuletakkan di  atas meja kerja, aku pun kembali melanjutkan aktivitas pagi itu. Kuambil sapu  dan lap pel untuk membersihkan lantai yang sedikit basah oleh air hujan sejak kemarin sore.
Rasanya pagi itu ingin segera menyelesaikan pekerjaan, karena banyak PR lain menunggu. Kuambil sapu lidi yang terletak di samping rumah. Hujan kemarin sore menyisakan sampah yang cukup banyak. Â Daun yang berguguran serta sampah kiriman dari tetangga akibat banjir kecil membuat pemandangan halaman rumah makin terlihat kotor.
Segera kuayunkan sapu lidi di samping rumah. Mataku sempat sedikit terhibur saat melihat beberapa tanamanku yang mulai berbunga dan berbuah. Lombok rawit yang mulai muncul, bunga kamboja jepang pun turut memberikan warna tersendiri.
Tepat  saat aku mulai menyapu halaman, tercium bau wangi masakan. Menilik dari baunya bawang putih dan merah yang sedang digoreng.
Dari dalam dapur milik Ria terdengar suara minyak goreng yang terkena cipratan air sehingga menimbulkan suara cukup keras. Setelah itu, bau seperti tadi pun muncul lagi.
Hatiku sempat merasa dag dig dug  saat mengetahui suara dan bau masakan dari arah dapur milik Ria.