Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berkah di Balik Musibah

24 November 2020   13:02 Diperbarui: 24 November 2020   13:10 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi ini Pak Suryo kembali mengeluhkan sakitnya. Sudah dua minggu ini lelaki yang setahun lalu pensiun,  terbaring sakit. Ada kenaikan kadar gulanya. Istrinya tidak tega melihat kondisi Pak Suryo yang terlihat lemas dan kurang semangat. Wajahnya masih tampak pucat, selera makan juga sangat berkurang.

Kondisi seperti ini sudah biasa dialami Pak Suryo. Dia menyimpan beberapa obat sebagai cadangan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.

"Pak, apa coba kita ke rumah sakit, biar  diperiksa," pinta  istri Pak Suryo,  perempuan  yang sudah cukup umur , tapi masih terlihat begitu muda dan cantik. Lelaki itu hanya bergumam lirih.

Dengan sedikit rayuan dari kedua anaknya, akhirnya Pak Suryo menuruti apa kata istri tercinta. Pak Suryo dipapah kedua anaknya, masuk ke dalam mobil, menuju rumah sakit.

Dalam hati Pak Suryo sebenarnya ada hal yang  kurang berkenan. Apalagi korban covid saat ini begitu melonjak. Kota tempat tinggalnya juga termasuk zona merah.

Menurut informasi, minggu ini korban terus  bertambah.

Didampingi kedua anak laki-laki dan istri tercinta, Pak Suryo diperiksa petugas. Beberapa keluhan yang akhir-akhir ini dirasakannya disampaikan.

Kata Pak Suryo, beberapa hari yang lalu dirinya sering merasa sesak napas. Setelah menjalani pemeriksaan, satu jam kemudian, Pak Suryo tiba-tiba mengalami step dan ... pada menit kesekian,  menghembuskan napas terakhir.

Sungguh anak dan istrinya merasa shock mengetahui kejadian yang menimpa Pak Suryo. Malaikat pencabut nyawa datang   secara tiba-tiba.

Kematian Pak Suryo terasa begitu mengejutkan bagi keluarganya. Beberapa hari sebelumnya terlihat masih sehat meski ada keluhan sakit, tapi baru satu jam di rumah sakit, malaikat telah mencabut nyawanya.

Sore hari, Pak Suryo dimakamkan dengan protokoler kesehatan. Tidak banyak pelayat yang datang. Kebanyakan masyarakat masih merasa ketakutan dengan banyaknya korban covid yang telah meninggal beberapa hari sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun