Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengakuan Sumini

27 Oktober 2020   08:16 Diperbarui: 27 Oktober 2020   08:20 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Apa, edan po? Mbok aja cupet mikire to, Sum. Semua itu nanti ada balasannya. Jika tidak di dunia ya di akhirat. Semua mempertanggung jawabkan perbuatannya."

"Terus aku gimana, Kang?"

Marto menghapus air mata yang mengalir di kedua netra Sumini dengan kedua jari telunjuknya.

"Sum, meski ada seribu Sumini di sana, kau tetap yang kusayang selamanya, bagaimana pun keadaanmu. Setiap orang kan punya cerita dan masa lalu, dan kini kita bersama menapaki masa depan, bukan masa lalu. Masa lalu itu sebagai cermin, agar kita lebih bijak dalam bersikap."

"Makasih, ya, Kang."

Sumini memeluk Marto lebih erat.

"Wes ora usah nangis terus, marai aku sedih, ngerti?"

Magelang, 27 Oktober 2020, ketika hujan mulai membasahi bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun