Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Bau Bunga Kemuning

19 Oktober 2020   04:06 Diperbarui: 19 Oktober 2020   04:52 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Wah, saya nggak berani lewat jalan itu. Mending lewat jalan lain," begitu kata salah satu tetanggaku ketika sama-sama bercerita tentang malam dan daerah yang dianggap agak menyeramkan.

Kami berdua sama-sama penakutnya, tetapi selama ini aku belum pernah punya pengalaman melihat atau ditemui makhluk astral.

Malam itu, aku harus pergi karena ada undangan mendadak dari kerabat. Saat itu masih sekitar pukul delapan malam. Salat Isya juga baru saja usai, jadi kemungkinan besar  masih dapat bertemu  dengan beberapa orang  yang melewati jalan yang dianggap agak angker itu.

Dengan sangat percaya diri kulajukan sepeda motor kuno itu, sedikit  perlahan, karena melewati tikungan. Sepanjang tikungan dan beberapa meter setelahnya, memang kurasakan malam itu agak beda. Ada aroma yang membuat bulu kuduk berdiri, dan  aku berpikir  ini pasti dari makhluk beda alam.

Beberapa kali juga ketika  melewati  tikungan  tersebut, selalu berbau seperti ketela yang sedang direbus.

"Ih, kok malam-malam ada yang merebus ketela," batinku.

Tiba-tiba, setelah tikungan yang cukup aneh menurut sebagian besar orang, kucium bau wangi bunga kemuning.

"Gila,  ngeri," batinku karena cukup menahan rasa takut juga.

Segera kularikan sepeda motorku lebih kencang. Nggak peduli melewati jalan yang cukup sempit, karena bau wangi kemuning itu kurasakan sangat aneh dan tiba-tiba. Untung saja aku  nggak jatuh. Hatiku pun sempat dag dig dug karena aroma kemuning itu. Aku tidak berani menengok ke belakang. Namun dari spion sepeda motorku terlihat sesosok bayangan hitam yang berkelebat.  Untung saja makhluk itu tidak mencegatku.

Aku pun berburuk sangka  bahwa ini pasti pekerjaan makhluk astral yang mencoba menggodaku si penakut.

Meski menahan rasa takut yang tidak terbayangkan, akhirnya aku pun dapat  menemui beberapa orang yang berseliweran  dan melintas di   jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun