"Ya, Pak, terima kasih, saya pamit dulu."
Pak Muhammad tersenyum, dan mempersilakanku untuk kembali ke kantor guru.
Amplop putih besar yang berisi sejumlah uang, kumasukkan ke dalam tas.
Pikiranku kembali ke Nia yang minta mainan.
"Alhamdulillah, Nak. Akhirnya Ibu dapat membelikanmu mainan. Nanti sepulang sekolah, Ibu akan ke pasar atau toko membeli hadiah untukmu," bisikku dalam hati.
Siang serasa berlalu begitu cepat. Segera sepeda motor kupacu ke pasar. Tujuan utamaku untuk membelikan mainan putriku.
Kucari-cari tempat penjualan mainan, dan akhirnya kutemukan juga. Setelah tawar menawar, barang pun dibungkus.
Namun, ketika akan kuambil amplop putih dari Pak Muhammad yang tadi kumasukkan di tas, mendadak tidak ada.
kucari-cari lagi di seluruh sisi tas punggungku, tetapi tetap tidak ada.
Tubuhku mulai terasa panas. Bingung dan kecewa serta banyak tanda tanya tentang amplop putih tadi.
"Kok nggak ada di dalam tas, ya?Perasaan tadi kumasukkan dalam tas."