Mohon tunggu...
Kanzul arsy ariwatan
Kanzul arsy ariwatan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah yogyakarta

saya adalah mahasiswa ilmu komunikasi UMY

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Negatif Masyarakat terhadap Anak Broken Home

5 Januari 2023   14:01 Diperbarui: 5 Januari 2023   14:31 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Broken home adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keluarga yang mengalami perceraian, kematian, atau pemisahan orang tua. Pemisahan ini dapat menyebabkan anak-anak menghadapi berbagai masalah psikologis, sosial, dan emosional. Anak-anak yang mengalami broken home lebih rentan terhadap gangguan mental dan masalah perilaku. Mereka juga dapat merasa kurang aman, kurang dihargai, dan lebih mungkin menghadapi bully di sekolah.

Dampak yang paling umum dari broken home pada anak adalah gangguan emosional dan perilaku. Anak-anak yang tinggal di rumah yang mengalami broken home memiliki peningkatan risiko untuk mengembangkan masalah emosional, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan. 

Mereka juga lebih mungkin untuk mengalami masalah perilaku, seperti bertengkar, berkelahi, dan berperilaku agresif. Anak-anak yang tinggal di rumah yang terpisah juga lebih rentan untuk mengalami masalah akademis, seperti menurunnya nilai akademik dan kemampuan belajar. Masalah ini mungkin disebabkan oleh kurangnya atensi dan dukungan orang tua mereka.

Menyepelekan kesehatan mental anak-anak yang mengalami broken home juga merupakan masalah. Kebanyakan orang tua dan orang lain di sekitar anak akan berpikir bahwa masalah perilaku atau emosional anak adalah "hal biasa" yang akan berlalu dengan waktu. 

Namun, jika masalah ini tidak ditangani dengan benar, mereka dapat menyebabkan masalah yang lebih parah di masa depan. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan bantuan profesional jika anak-anak mengalami masalah yang disebabkan oleh rumah yang terpisah.

Masyarakat umumnya memiliki pandangan yang negatif tentang anak-anak yang mengalami broken hoame. Beberapa orang berpikir bahwa mereka adalah anak-anak yang tidak disiplin, yang tidak dapat mengendalikan perilakunya, dan yang bermasalah. 

Mereka juga berasumsi bahwa anak-anak dari rumah yang terpisah memiliki masalah sekolah, memiliki masalah sosial, dan cenderung berkelahi. Pandangan ini dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak itu dipandang oleh orang lain, sehingga membuat mereka merasa tidak aman dan tidak dihargai. Ini dapat menyebabkan anak-anak ini mengalami masalah psikologis yang lebih berat.

Walaupun anak-anak broken home mungkin menghadapi kesulitan, ini tidak berarti bahwa mereka tidak dapat mencapai kesuksesan. Dengan mendapatkan dukungan yang tepat dari orang tua, guru, dan profesional, anak-anak broken home dapat belajar untuk mengatasi masalah mereka dan mencapai tujuan mereka. 

Mereka juga dapat belajar untuk mengendalikan emosi mereka, mengembangkan hubungan yang positif dengan orang lain, dan mengembangkan kemampuan akademik. Kebanyakan anak-anak broken home dapat menjadi orang dewasa yang produktif, yang dapat mencapai kesuksesan di bidang yang mereka inginkan.

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendidik anak-anak yang tinggal di rumah yang terpisah adalah:

1. Memberi anak-anak kesempatan untuk berbicara tentang perasaan mereka. Ini penting untuk membantu anak-anak menyelesaikan masalah emosional mereka yang dapat menghalangi kemajuan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun