Bagi sebagian besar orang ketika mendengar kata "Lebah" maka yang terlintas difikirannya adalah serangga yang dapat membuat tubuh lebam bahkan bengkak ketika tersengat olehnya. Â Namun berbeda dengan jenis lebah yang satu ini, yaitu Lebah Trigona. Lebah Trigona merupakan lebah yang unik dan memiliki manfaat besar.
Trigona dikelompokkan kedalam Family Apidae (Sub Famili : Meliponinae), ukuran tubuhnya kecil yaitu 4,3-4,5 mm, sehingga banyak orang tertipu dan menganggapnya sebagai lalat padahal sebenarnya berbeda. Selain itu, Trigona merupakan lebah yang tidak bersengat (Stingless bee) dan  bisa menghasilkan madu. Madu yang dihasilkan oleh lebah trigona memiliki rasa asam, manis dan pahit. Di Indonesia Trigona dikenal dengan nama yang berbeda-beda seperti : "Klanceng"  di Jawa, "Galo-galo" di Sumatera, "Lanceng" di Lombok, "Kelulut" di Kalimantan, dan "Ketape atau emmu" di Sulawesi.
Beberapa berkah dari lebah Trigona
- Berkah Ekonomi
Bagi sebagian orang Trigona telah dianggap sebagai lebah yang membawa berkah secara ekonomi bagi siapa yang memeliharanya. Bagaimana tidak, seluruh produk yang dihasilkan oleh lebah trigona ini bisa diuangkan atau diperjual belikan seperti : Madu, Polen, Propolis dan lebah trigonanya sendiri. Saat ini madu Trigona dipasaran dijual dengan harga Rp.200-500 ribu perbotol, belum lagi polen dan propolisnya yang dijual perkilo berkisar sampai Rp. 200 ribu dan bahkan lebah trigonanya dijual Rp. 250 ribu per box/koloni.
- Berkah Lingkungan
Selain itu, Trigona juga membawa berkah bagi lingkungan. Memelihara trigona mengharuskan seseorang untuk memperhatikan sumber pakan tanaman yang dikonsumsi oleh trigona dalam membuat madu. Sehingga lingkungan trigona harus ditanami dengan tanaman-tanaman yang berbunga sekaligus membuat lingkungan tersebut menjadi asri dan indah.
- Berkah bagi Kesehatan
Saat ini, banyak penelitian yang mengungkap bahwa produk lebah trigona seperti madu, polen dan propolis berguna untuk menyembuhkan penyakit-penyakit klinis seperti luka bakar, saluran pencernaan, diabetes dan Jantung. Hal tersebut dikarenakan adanya senyawa metabolit sekunder yang terkandung didalamnya.