Mohon tunggu...
Zul Hendri Nov
Zul Hendri Nov Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar Menjadi Penulis

Belajar Menulis... Akun lama saya : https://www.kompasiana.com/zul_hendri_nov

Selanjutnya

Tutup

Analisis

PR Kedua Kubu Calon Presiden Setelah Debat Kedua

22 Februari 2019   08:57 Diperbarui: 22 Februari 2019   15:08 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pasca debat kedua calon Presiden (hampir satu minggu dari sekarang), isi ruang Publik masih terkait pola debat yang dianggap menyerang satu sama lainya. Saling klatirifikasi terhadap serangan terus digencarkan oleh kedua Kubu. Baik untuk mempertahankan elektabilitas atau untuk menggenjot elektabilitas.

Debat kedua memang telah usai. Namun, pendidikan Politik yang diharapkan melalui debat/kampanye terbuka, bak ibarat api yang jauh dari panggang. Saling serang dan tuding data masih menjadi topik. 

Tidak ada perubahan berarti untuk merebut hati para swing Voters. Tema debat menyangkut Sumber Daya Alam (SDA) tidak tersinggung dengan baik, kecuali persinggungan antara pembagian tanah yang disertifikasi oleh pertahana dan persinggungan kepemilikan lahan Oleh calon penantang.

Pertahana yang di gambarkan akan mampu menjelaskan program yang telah dijalankan selama 4 tahun, sebagai tawaran jualan (marketing politik) ternyata tidak mampu melakukanya. 

Hanya data-data "fiktif" Yang dilontarkan demi semata elektabilitas. Pun begitu, setali tiga uang, penantang juga tidak mampu memanfaatkan momentum untuk memberikan alternatif kongkrit dalam menjawab persoalan yang diajukan panelis terkait pengelolaan SDA. Penantang tidak mampu menurunkan Cita dan strategi dalam bentuk langkah taktis yang akan diambil bilamana diamanatkan menjadi seorang presiden.

Diluar persoalan teknis debat, seperti masalah waktu dan konsep debat yang ditawarkan Oleh KPU, penulis fikir upaya melaksanakan masukan yang diterima oleh KPU patut di apresiasi. Meski masih jauh dalam kata ideal, setidaknya KPU telah berusaha dengan sangat baik untuk memfasilitasi debat calon presiden. Debat selanjutnya, akan dilakukan oleh calon wakil dari kedua Kubu.

Harapan tentu juga melekat dalam proses debat berikutnya. Merebut hati swing voters dengan tawaran yang tidak hanya menarik dalam "cara menjual" Tapi tentunya juga dengan barang yang akan dibeli diharapkan memiliki kualitas nantinya. 

Pemilihan presiden melalui pemilihan lansung pada 17 April mendatang, masih menyisakan waktu untuk para kandidat menawarkan program Kongkrit yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat. Selanjutnya, kandidat perlu mengingat kembali, mereka telah memposisikan diri untuk rakayat. Maka mau tidak mau harus siap dengan konsekuensi logis yang diterima, termasuk untuk dikritik dan mendapatkan masukan dari rakyat.

PR pasca debat yang dimiliki oleh kedua calon adalah, menyatukan kembali anak-anak bangsa yang tercerai berai. Jangan menutup mata, bila hari ini kedua kubu dengan pendukungnya sudah terlalu jauh untuk memposisikan diri secara eksklusif. 

Rakyat membutuhkan cara berdagang yang positif (marketing politik). Sudahi, saling padam memadamkan lampu, cukup tawarkan jawaban atas kebutuhan masyarakat. Jangan diperolok-olok lagi ,dengan kongkalikong yang pada dasarnya, kedua kandidat dengan kubunya sama-sama nemiliki persoalan.

Munculkan kembali, pola peradaban masyarakat indonesia yang santun tampa caci maki. Menahan diri untuk tidak saling tuding dan meng-croscheck semua data yang dimiliki. Masyarakat butuh jawaban atas kegelisahan yang hari ini datang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun