Mohon tunggu...
ZULHENDRI
ZULHENDRI Mohon Tunggu... Guru - PNS GURU

Seorang Ayah kebanggan keluarga, Suami dari istri sholehah, Guru Agama Islam, Penceramah, Konten Kreator, Sang Pencari Ilmu yang Fakir Ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saatnya Mengucap Maaf yang Tulus

2 November 2022   19:48 Diperbarui: 2 November 2022   19:58 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah berhias di depan cermin, kamu berlalu sambil tak henti-hentinya melafalkan doa-doa dan membayangkan segalanya akan berjalan baik-baik saja. Kemudian tersenyum dengan senyum paling indah yang kamu punya. Berdiri di depan pintunya sambil sesekali mengelap keringat yang tak henti-hentinya mengalir.

Perlahan pintu itu terbuka, muncul sosok yang menjadi alasanmu berdiri di depan pintu itu. Kamu mengulurkan hadiah yang kamu bawa. Namun, ia melemparnya, bahkan sebelum membukanya. Senyum yang kamu bayangkan akan terpancar, tiba-tiba menjadi tangis yang tertahan diiringi gebrak pintu yang dipaksa menutup.

Begitulah hidup. Kita selalu berusaha menjadi sosok terbaik di mata manusia, tanpa pernah kita tahu, bisa jadi kita adalah tokoh antagonis dalam kisah hidup orang lain.

Barangkali cermin yang kita pakai terlalu penurut. Ia hanya memantulkan apa yang ingin kita lihat. Mulut yang sama dengan mulut yang kita punya. Tanpa pernah sekali pun memberi tahu bahwa kata-kata yang keluar dari mulut ini pernah menyakiti hati orang lain. Juga mata yang sama dengan mata yang kita punya. Tanpa pernah sekali pun memberi tahu bahwa dengan tatapan sinis ini, kita pernah merasa tinggi dan memandang rendah orang lain.

Sehingga kita paham makna dibalik air mata yang mengalir itu, gebrak pintu yang terdengar keras itu, adalah mengingatkan kita bahwa inilah saatnya kita mesti mengucapkan kata maaf, dengan hati yang tulus. @imron.kun

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun