Mohon tunggu...
Zulfikar Zufikar
Zulfikar Zufikar Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Analis Lepas

Pekanbaru ibu kota Provinsi Riau, merupakan kota yang strategies, kota ini merupakan kota yang terletak ditengah-tengah provinsi Sumatera, Pekanbaru menjadi kota yang perkembangan menjadi kota metropilitan menyusul kota-kota tetangga yakni Malaka, dan Kuala Lumpur

Selanjutnya

Tutup

Financial

Merger Bank Syariah Milik Bank BUMN Siapa Takut

13 Juli 2020   14:05 Diperbarui: 13 Juli 2020   13:58 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Penggabungan atau merger Bank Syariah anak perusahaan BUMN merupakan ide lama yang muncul kembali pada masa Menteri BUMN Erick Tohir, rencana penggabungan bank syariah ini memang sudah pernah dibahas di masa kepemimpinan Menteri BUMN Dahlan Iskan era 2011-2014, bahkan Dahlan Iskan berkeinginan  mendirikan bank BUMN syariah berkapasitas besar. Maklum, selama ini, bank syariah berstatus BUMN sebatas anak usaha bank BUMN konvensional. Bahkan beliau berharap, bank BUMN syariah yang berdiri sendiri dan berharap menjadi pangsa pasar perbankan syariah terbesar di Indonesia. Ide tersebut dilanjutkan oleh Ibu Rini Soemarni bahkan kementrian BUMN pada saat itu merekomendasi terbentuknya pada Tahun 2018-2020

Sehingga isu merger Bank Syariah bukanlah hal yang baru, namun penggabungan atau merger Bank Syariah ini diharapkan untuk memperkuat struktur permodalan dan pelaksanaan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan perbankan Syariah nantinya. Menurut data terakhir yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per April 2020 market share bank syariah berada di angka 6,02 persen atau dengan aset senilai Rp521,23 triliun.Jika terjadi penggabungan dimana pada Q1 Bank Syariah Mandiri  memiliki asset sebesar Rp. 114 T dengan total ekuitas sebesar  Rp.9,61 T, BNI Syariah memiliki asset sebesar Rp. 51 T dengan total ekuitas sebesar Rp. 5,18 T, dan BRI Syariah sebesar Rp. 42 T dengan total ekuitas sebesar Rp. 5,16 T . Sehingga total Aset gabungan menjadi Rp. 207 T dan total ekuitas sebesar Rp. 19,95 T. Sehingga dari penggabungan Bank Syariah tersebut akan masuk pada Bank Buku 3 yakni bank-bank umum dengan kepemilikan modal inti antara Rp 5 triliun hingga kurang dari Rp 30 triliun. Dan apabila  unit Syariah BTN juga ikut bergabung dan dengan adanya tambahan modal dari induk diharapkan modal menjadi Rp. 30 T lebih dan masuk menjadi Bank Buku 4 yakni bank-bank umum dengan kepemilikan modal inti lebih dari atau sama dengan Rp 30 triliun.

Berdasarkan  data laporan keuangan Mei 2020, Bank Syariah Mandiri dengan laba bersih selama 5 bulan sebesar Rp. 580 M, dan estimasi Laba bersih selama 1 tahun diperkirakan Rp. 1.3 T. BNI Syariah Laba bersih selama 5 bulan sebesar Rp. 243,9 M  dan selama 1 tahun diperkirakan laba bersih sebesar Rp. 585, 5 M, Sedangkan BRI Syariah laba bersih selama 5 bulan sebesar Rp. 133, 730 M dan selama 1 tahun laba bersih diperkirakan sebesar Rp. 320, 9 M, Untuk siapa yang menjadi lead dari merger syariah itu semua tergantung dari kemeneg BUMN dengan memerintahkan masing masing Bank Induknya begitu juga dengan penggunaan Nama Bank Syariah yang terbaru.

Dengan penggabungan ini tentu saja akan memperkuat struktur permodalan, apalagi dari ke 4 Bank Syariah milik BUMN ini memiliki kekuatan  dimasing masing segmen, Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah kuat di segmen Commercial dan Corporasi. BRI Syariah kuat disegmen Usaha Mikro dan menengah serta unit Syariah BTN kuat di segmen di KPR. Sehingga diharapkan akan mampu mendongkrak market share menjadi 10 % - 15 % . Rencana penggabungan dari Bank Syariah milik BUMN diharapkan implementasinya pada bulan februari 2021, Jika rencana Meneg BUMN akan merealisasikan Bank Syariah ini maka harus dipersiapkan RBB Bank Syariah tersebut pada Medio Oktober atau November 2020 dan persiapan setoran modal.

Selain itu persiapan RBB dan setoran modal maka persiapan selanjutnya adalah persiapan perombakan IT, atau CBS dengan target date selama 1 tahun dalam proses konsolidasi penyatuan, Persiapan selanjutnya adalah penyatuan mindset diantara Bank Bank Syariah milik Bank BUMN tersebut yakni penyamaan Grade, kelas kantor dan Budaya kerja, sehingga tidak membawa ego dari Bank- bank sebelumnya.

Untuk memperbesar Market Share Perbankan Syariah tersebut, maka diperlukan keberpihakan dari pemerintah untuk mengelola dana dana dari APBN , dan dana BPKH, serta diikut sertakan dalam proyek proyek sindikasi yang disarrange oleh Bank BUMN, sehingga tentu saja akan mendongkrak pertumbuhan dari Bank Syariah yang baru terbentuk nantinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun