Mohon tunggu...
Zulfikar Ali Husen
Zulfikar Ali Husen Mohon Tunggu... Penulis - Konstruktif, Inovatif dan Adaptif

Seperti Matahari

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Makan Semen

22 Februari 2021   20:57 Diperbarui: 22 Februari 2021   21:12 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini ada kabar baik dan buruk

Kabar baiknya kita masih sehat dan masih mendengarkan ini

Buruknya? Banyak. Dari hukum yang tidak adil

Tanah dirampas, warga Indonesia harus makan semen

Aku melihat petani datang ke rumah paduka raja

Hari ke hari tak diperbolehkan masuk, malahan yang mencengangkan paduka ngurusin kambing, iya wedus

Pada logika sederhananya, sang tuan raja sudah merasa tak ada yang harus diurusi, sehingga mengurusi wedus beranak

Gemblung, padahal di sebrangnya berkumpul petani pembangkang

Ya pembangkang, hidupnya dipenuhi kecewa sehingga timbul rasa protes

Kawannya yang lain mendukung di daerahnya juga

Salah satu seorang dari petani yang mungkin memang ajalnya, mati dan masih dalam kekecewaan

Tak habis pikir aku, lalu perwakilan petani di panggil, baru di buka nih pintu, eh jawabannya suruh ke pemerintah daerah, nihil ya.

Membaca beritanya pun malas

Apa-apaan mengadu pada paduka malah begitu, atau mungkin mengadu pada sang sepi?

Produksi beras kalah nilai dari pada semen

Kalo semen dimakan pake nasi enak? Saya rasa kita sajikan untuk paduka yang sedang bangun bangunan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun