Mohon tunggu...
Zulfikar Ali Husen
Zulfikar Ali Husen Mohon Tunggu... Penulis - Konstruktif, Inovatif dan Adaptif

Seperti Matahari

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Penipuan di Twitter dan Kepercayaan Orang Indonesia

15 Februari 2021   18:25 Diperbarui: 15 Februari 2021   18:44 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri/ tangkapan layat twitter.com/grumpysfd

Ada keramaian di twitter pada hari ini yaitu penipuan yang berkedok ditipu, jadi mencari simpati netizen sehingga merasa iba lalu mengambil keuntungan dari hal tersebut. 

Kenapa sih hal itu bisa terjadi? Pertama pelaku memakai akun palsu sehingga identitas dan latar belakangnya tidak diketahui. Yang netizen tahu hanya isi postingan twitter do your magic dengan narasi menyedihkan yaitu ada yang menipu ibunya dengan memesan kue lalu tidak dibayar dan nomor ibunya diblok sehingga tidak dapat dihubungi. Naas memang naas dari cerita tersebut tetapi pada kecurigaan-kecurigaan netizen Indonesia akhirnya terkuak beberapa fakta-fakta yang tidak bisa terbantahkan.

Bermula dari akun @millaaoktaviaa menuliskan pada threadnya, "Bismillah, setelah scroll 2 jaman, gue mau bikin thread sekaligus spill siapa orang dibalik akun @grumpysfd ini yang ngakunya ditipu tapi sebenernya dia yang nipu banyak orang lewat foto2 kue curiannya. Tolong bantu ramein gaes biar ada efek jera bagi dunia tipu-tipu ini, mari ngeteh," tulisnya. 

Terungkap fakta-fakta yang sebenarnya bahwa foto kuenya itu mengambil dari penjual kue di Jambi yang ternyata pemilik akun @grumpysfd juga tinggal di daerah tersebut. Hingga pada hasil investigasi netizen Indonesia berupa data pribadinya, wooow amazing. Hebat memang hebat sudah layak nampaknya kampus jurusan kriminologi diminati di Indonesia.

Lantas kenapa sih orang Indonesia masih bisa ketipu? Sebenarnya karakteristik orang Indonesia yang memang sangat peduli terhadap masalah yang mengandung bawang atau cepat keluar air mata. Tetapi kenapa budaya konfirmasi minim di Indonesia? 

Lagi-lagi karena minimnya literasi yang akhirnya berdampak kepada kepercayaan yang tinggi walau itu hoax atau bohong. Jadi, sebelum melihat konten pada media sosial diusahakan skeptis dahulu agar perilaku tidak mudah tertipu, tidak mudah percaya, dan tidak mudah dibohong-bohongi itu terus ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun