Mohon tunggu...
Alex Journey
Alex Journey Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Travel writer

Menulis perjalanan, budaya, dan wisata Indonesia dan Asia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Benarkah Indonesia Jadi Bom Waktu Virus Corona?

7 April 2020   19:58 Diperbarui: 7 April 2020   22:44 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang dokter di Malaysia menjadi viral di media sosial karena secara terang-terangan membahas kemampuan negara dalam menangani virus corona atau Covid-19.

Pada wawancaranya dengan Astro Aswani, Dr. Musa Mohd Nordin meminta pemerintah Malaysia lebih serius dalam hal jaga jarak atau social distancing.

Ia meminta ada karantina total bagi pendatang dari luar negeri. Ia juga khawatir dengan situasi di Indonesia dan menyebut Indonesia sebagai bom waktu klaster virus corona.

"Saya risau. Indonesia adalah bom waktu. Kita harus kendalikan perbatasan. Jika tidak, itu akan menjadi klaster besar Covid-19. Wallahualam," kata Dr. Musa. Video lengkapnya bisa dilihat di sini.

Kementerian Kesehatan Malaysia merilis data persentase kematian virus corona di Indonesia adalah yang tertinggi di Asia, bahkan nomor dua di dunia setelah Italia.

CPRC Kebangsaan dan WHO
CPRC Kebangsaan dan WHO
Hingga Selasa 7 April, angka kematian di Indonesia sudah mencapai 221 orang dengan jumlah kasus positif 2738 orang. Angka kematian di Indonesia sudah lebih tinggi dari Korea Selatan dan Jepang.

Italia memiliki tingkat kematian teringgi di dunia yaitu 11,90 persen dan jumlah pasien meninggal sudah lebih dari 16 ribu orang.

Di Indonesia sendiri terjadi perdebatan angka-angka kasus corona antara daerah dan pusat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Kepala Pusat Data Informsi dan Komunikasi Agus Wibowo mengakui ada data mengenai kasus virus corona di Indonesia yang ditutupi, dikutip dari Solopos.

Dibatasinya data mengenai kasus Covid-19 di Tanah Air karena masih banyak masyarakat yang mengucilkan pasien positif Covid-19. Pihaknya juga mengakui data yang didapat dari daerah dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ada perbedaan alias tak sinkron.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dikutip CNN Indonesia meyakini kasus positif virus corona sesungguhnya lebih banyak dari yang tercatat selama ini karena terhambat rapid test yang belum bisa menyeluruh.

Pemerintah Indonesia sampai saat ini tidak melakukan lockdown total, tapi memilih langkah PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar. Pemerintah menerapkan sejumlah aturan bagi daerah yang mengajukan penerapan PSBB di daerahnya jika memenuhi kriteria.

DKI Jakarta menjadi daerah pertama yang berstatus PSBB setelah Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyetujui proposal dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Senin 6 April.

Poin-poin penting dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar di DKI Jakarta meliputi: 1) Peliburan Sekolah dan Tempat Kerja, 2) Pembatasan Kegiatan Keagamaan, 3) Pembatasan Kegiatan di Tempat Umum, 4. Pembatasan kegiatan sosial budaya, 5) Pembatasan moda transportasi, dan 6) Pembatasan kegiatan lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun