Mohon tunggu...
Zulfikar Abbas Pohan
Zulfikar Abbas Pohan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Efektivitas Pembelajaran Mahasiswa Secara Daring di Masa Pandemi Covid-19

12 Agustus 2020   22:05 Diperbarui: 12 Agustus 2020   21:54 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) adalah virus atau penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Walaupun virus ini dominan lebih banyak menyerang ke lansia, virus ini sebenarnya bisa juga menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Virus ini bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular sangat cepat dan telah menyebar hampir ke semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Sehingga WHO pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global.

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, pandemi Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) sudah melanda Indonesia sejak diumumkannya dua kasus pasien pertama yang positif terjangkit Covid-19 pada tanggal 2 Maret 2020 dan sampai saat hari ini 12 Agustus 2020 sudah lebih dari 130 ribu orang telah positif terjangkit Covid-19, pasien yang sembuh sekitar 85 ribu orang lebih dan pasien yang meninggal sudah mencapai 5 ribu lebih pasien dan tentunya angka tersebut sudah sangat memprihatinkan. Dilansir dari Worldometers.info pukul 20.10 Wib, kasus Covid-19 di seluruh dunia hari ini yaitu hari Rabu (12/8/20) yakni mencapai 20.555.407 kasus. Dari data tersebut Indonesia berada di posisi 23 untuk kasus terbanyak.

Dengan semakin bertambahnya kasus akibat virus covid-19 ini setiap harinya, membuat terganggunya aktivitas atau kegiatan sehari-hari setiap orang di dunia, salah satunya di sektor Pendidikan. Di tengah pandemi virus Covid-19 saat ini, sistem pendidikan di dunia mengalami perubahan yang cukup signifikan. Dikarenakan untuk menjaga para pelajar ataupun pengajar di dunia pendidikan agar tidak terjangkit wabah virus Covid-19 dengan cara Study From Home (Belajar Dari Rumah).

Di Indonesia sendiri, pemerintah telah mengambil sebuah kebijakan yang cukup baru di dalam dunia pendidikan. Yang mana biasanya siswa dan siswi ataupun mahasiswa dan mahasiswi belajar tatap secara langsung atau tatap muka di kelas dengan guru ataupun dosen, beralih menjadi belajar di rumah secara online atau yang kita kenal sekarang yaitu sistem belajar di dalam jaringan (Daring) yang dilaksakan di rumah masing-masing.

Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19 (Corona Virus Disease 2019). Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat Personal Computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Dosen dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, Google Classroom, E-Learning, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, Dosen dapat memastikan mahasiswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, tentunya banyak mahasiswa yang merasa kebingungan dan kurang begitu menyukai sistem pembelajaran secara daring ini, disebabkan karena menurut mereka kurang begitu efektif. Banyak mahasiswa mulai mengeluhkan proses perkulihan dilakukan secara daring. Mulai adanya kebosanan dengan sistem ini, banyaknya tugas yang diberikan dosen, dan  adanya kerinduan untuk berjumpa dengan kawan-kawan serta ingin merasakan kuliah tatap muka yang menurut mereka sangat membantu dalam memahami ilmu secara efektif. 

"Saya sering kebingungan apabila mendapat tugas dari dosen, karena kebanyakan dosen memberikan tugas dan tugas yang diberikan itu tidak sedikit, ada juga dosen yang kasih tugas tetapi belum menjelaskan materinya kayak gimana, ada yang suruh buat buat laporan proposal, ada yang suruh buatin desain gambar, ada juga dosen yang menyuruh kita membuat karangan sendiri," keluh Ramadani, Mahasiswi Teknik Sipil.

Tambahnya, yang lebih membingungkan lagi, kadang-kadang tugas diberikan sudah melebihi kapasitas. "Belum siap tugas yang satu, sudah mendapatkan tugas yang lain, dan dengan penentuan deadline pengumpulan tugas yang begitu cepat. Belum lagi di rumah saya harus disiplin membagi waktu antara membuat tugas perkuliahan dan membantu pekerjaan orang tua di rumah," tandasnya.

Sedangkan teman satu ruangannya Rizky, mengungkapkan bahwa selama pandemi Covid-19, dirinya merasa perkuliahan secara daring ini kurang efektif dilakukan. Salah satunya banyak jadwal mata kuliah yang tidak sesuai, bahkan hari libur juga dirinya harus mengikuti perkuliahan yang dilakukan oleh sebagian dosen.

 "Sudah hampir 4 bulan lebih perkuliahan daring ini berjalan, tapi saya merasa hal ini justru membuat saya ataupun kami sebagai mahasiswa merasa tertekan. Tugas yang terus menerus  diberikan oleh dosen, tetapi dalam pembelajarannya hanya sedikit yang dapat kami ketahui, sehingga ketika mengerjakan tugas kami cukup kesulitan menyelesaikannya," keluh Rizky.

Dari beberapa wawancara tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar mahasiswa belum siap dengan sistem pembelajaran model daring ini. Sistem pembejaran secara daring ini bisa dikatakan sangat rentan membuat minat belajar mahasiswa cepat turun, baik disebabkan karena tidak adanya pengawasan secara langsung atau tatap muka yang membuat mahasiswa hanya nitip absen saja karena malas. Tentunya hal ini sangat merugikan mahasiswa tesebut.  Sebab, sekali terlena dengan berleha-leha saja, sangat rawan menumpulkan minat pada materi. Atau tidak patuh pada tugas yang diberikan secara online, bakal membuat diri sendiri akan tertinggal dan susah untuk mengejarnya. Alhasil, karantina yang seharusnya tetap kental dengan suasana belajar layaknya di bangku kampus pada akhirnya tak berarti apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun