Mohon tunggu...
Zulfikar
Zulfikar Mohon Tunggu... Buruh - 😋 bukan konten kreator 😋

Hanya seorang budak korporat biasa yang mencoba bertahan hidup dan membahagiakan keluarga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fenomena Itu Bernama "Pamer Sedekah"

28 November 2021   01:20 Diperbarui: 28 November 2021   01:29 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pamer sedekah - sumber: net

Saya agak gusar belakangan ini, melihat beberapa postingan di dunia maya yang semakin brutal. Pamer harta benda, kemudian memberikannya kepada orang-orang miskin.

Sebagian dari kalian mungkin berpikir bahwa saya hanya iri saja, karena tidak mampu melakukan hal serupa. Seperti itu mungkin ada di dalam lubuk pikiran terdalam, walau hanya sepersekian persen.

Entah siapa yang memulainya dan kapan ini bermula, orang-orang kaya mulai berderma dan merekam hal tersebut di gadget mereka kemudian menyebarkannya di media sosial.

Awalnya saya senang melihat perilaku seperti itu, namun lama kelamaan saya mulai heran. Kemudian muncul beragam pertanyaan di otak kecil ini.

Haruskah memerkan diri saat berderma, bersedakah, dan membantu orang-orang miskin?

Jika cerita Zorro dan Robin Hood itu nyata, apakah mereka akan bersikap sama seperti itu?

Jika dunia modern dan gadget canggih sudah ada di masa sahabat Nabi, apa mungkin Umar bin Khattab akan melakukan hal yang sama?

Kurangkah Raqib sebagai pencatat amal kebajikan dan Tuhan sebagai saksinya?

Fenomena ini masih berlangsung hingga sekarang, merambah ke dunia artis dan influencer khususnya di Ibukota. Sebut saja Baim Wong, Atta Halilintar dan sederet nama lainnya yang saya lupa namanya.

Tidak ada yang salah dari perbuatan baik mereka kepada orang yang kurang mampu, namun lama kelamaan fenomena pamer sedekah ini membuat saya muak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun