Mohon tunggu...
ZULFIAN SYAH
ZULFIAN SYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Alam Takambang Jadi Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Matematika, Belajar Kehidupan [Bagian 4]

9 Maret 2019   21:52 Diperbarui: 9 Maret 2019   22:49 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam, berjumpa lagi dengan topik Belajar Matematika, Belajar Kehidupan bersama penulis. Sebelumnya penulis telah membahas dengan judul serupa menjadi tiga bagian, yakni Bagian 1, 2, dan 3. sekarang lanjut ke Bagian 4, mudah-mudah terus berlanjut hingga tak hingga dalam mengaitkan matematika dengan nilai-nilai kehidupan. Oke, langsung saja, masuk ke topik. Stay turn (!!!) 

Masih ingatkah saudara kapan terakhir kali belajar Logika Matematika (?) Di jenjang SLTP, SLTA, atau bahkan semester awal di bangku perkuliahan, mungkin. Tentunya masih ingat dengan nama-nama berikut kan (???) Dan, atau, jika-maka, jika dan hanya jika, negasi, benar, serta salah.

Bagi sebagian orang mungkin Logika Matematika merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan lagi asyik, namun bagi sebagian yang lain mungkin membosankan, bahkan membingungkan. Anggapan dapat tercipta sesuai dengan bagaimana seorang siswa ataupun mahasiswa menanggapi materi tersebut. Ketika materi tersebut menjadi suatu hal yang membingungkan, apakah yang harus dilakukan (?) Penulis mencoba untuk menyajikannya melalui cara yang berbeda, mungkin.

Jadi bagaimana caranya untuk menguasai konsep Logika Matematika dengan mudah dan syarat akan makna?

Salah satu cara mudah untuk memahami konsep ialah dengan mengaitkannya dengan nilai-nilai kehidupan. Untuk lebih jelasnya, akan penulis paparkan berikut ini.

  • Nilai Kebenaran “Dan” (^)

Untuk memahami nilai kebenaran dari “dan” (^) kita analogikan bahwa hasil atau nilai kebenaran dari Logika “Dan” ini seperti halnya dua jenis/macam air, anggap bahwa nilai benar (Benar (B); True (T); 1) sebagai air bersih dan nilai salah (Salah (S); False (F); 0) sebagai air kotor. Sebelumnya penulis akan menunjukkan nilai kebenaran untuk Logika “dan” pada tabel kebenaran.

Misalkan kita akan menunjukkan nilai kebenaran dari P ^ Q (dibaca, P dan Q)

dokpri
dokpri
Jikalau kita menggunakan konsep yang penulis paparkan yaitu dengan mencampurkan kedua jenis air, maka untuk nilai pada baris pertama, kita analogikan bahwa, jika air bersih dicampurkan dengan air bersih, maka akan menghasilkan air bersih, sehingga bernilai benar. Untuk baris kedua, jika air bersih dicampurkan dengan air kotor, maka akan menghasilkan air yang kotor, setidaknya tercemar, bukan (?) Sehingga nilai kebenarannya bernilai salah. 

Untuk baris ketiga, jika air kotor dicampurkan dengan air bersih, maka akan menghasilkan air yang kotor ataupun tercemar pula, sehingga nilai kebenarannya bernilai salah. Untuk baris terakhir, jika air kotor dicampurkan dengan air kotor, maka sangat besar kemungkinan akan menghasilkan air yang kotor pula, sehingga nilai kebenarannya bernilai salah.

  • Nilai Kebenaran “Atau” (v)

Selanjutnya, untuk memahami nilai kebenaran dari “atau” (v) kita analogikan bahwa hasil atau nilai kebenaran dari Logika “Atau” ini seperti halnya dua jenis/macam air yang akan kita gunakan untuk bersuci/berwudu, anggap bahwa nilai benar sebagai air bersih/suci dan nilai salah sebagai air kotor/tidak suci. Sebelumnya penulis akan menunjukkan nilai kebenaran untuk Logika “atau” pada tabel kebenaran.

Misalkan kita akan menunjukkan nilai kebenaran dari P v Q (dibaca, P atau Q)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun