Mohon tunggu...
Zulfa Widowati
Zulfa Widowati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa yang sedang berpikir

Man Jadda Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kata Rakyat: Corona Pilih Kasih

14 Juli 2021   10:54 Diperbarui: 14 Juli 2021   10:58 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata Rakyat: Corona Pilih Kasih

Oleh: Zulfa Nur Widowati

Kebijakan pemerintah berkaitan dengan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat sangat meresahkan warga masyarakat Madiun khusunya kalangan menengah kebawah. PPKM darurat diberlakukan kembali karena untuk menekan laju penularan covid-19 ke level yang paling rendah. Banyak pedagang kaki lima dan tukang parkir di jalan baru Taman, Banjarejo yang mencari nafkah dari sore hingga malam hari menjerit terhadap kebijakan pemerintah mengenai ppkm darurat. Pasalnya, hal tersebut berdampak pada omzet yang mereka peroleh. Pedagang hanya boleh membuka sampai pukul 20.00 wib dan harus takeaway atau delivery. Kalau tidak bisa ditindak lanjut oleh satgas penanganan covid-19 dan dikenakan denda karena melanggar aturan.  

Aturan-aturan seperti itu sangat menyiksa ekonomi para  masyarakat menengah ke bawah. Pemerintah tidak berpikir bagaimana mereka khusunya para pedagang yang dilarang berjualan sampai larut malam untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga dan membiayai anak sekolah. Seharusnya ketika kebijakan itu dibuat, pemerintah harus memiliki solusi terhadap hal tersebut. Seperti, memberi pesangon cukup setiap bulan untuk jaminan supaya dapur terus mengebul. Setidaknya menjamin kesejahteraan masyarakat.

Sesekali sempat mendengar keluhan masyarakat  seperti tukang parkir yang biasanya berjaga di jalan baru Taman, Banjarejo bahwa PPKM darurat mengapa hanya diadakan malam hari? Memangnya coronya hanya datang pada malam harikah? Aneh sekali. Padahal setiap waktu virus corona itu dapat hadir tidak mengenal waktu. Kalau memang malam hari diberlakukan PPKM Darurat dengan membatasi waktu berjualan pada pedagang, seharusnya untuk pedagang yang berjualan pagi hari juga dibatasi. Supaya adil tidak ada kecemburuan sosial. Seolah corona pilih kasih!! Satgas penanganan covid-19 ketika menegur pun juga harus tahu diri. Satgas covid-19 dibayar pemerintah karena memang begitu tugasnya sedangkan kita, pemerintah tidak membayar dan bertanggung jawab harus kita yang mencari nafkah dan bertanggung jawab atas hidup kita.

Anehnya, ppkm darurat selalu digencarkan kala memasuki awal sekolah dan anehnya korban virus corona pun meningkat. Konspirasi guru atau pemerintah yang malas masuk sekolah atau kantor dan lebih enak bekerja dari rumah atau wfh (work from home) patut dipertanyakan. Kerja santai dari rumah walaupun sesekali ke sekolah untuk piket namun gaji tetap utuh apalagi untuk ASN. Seperti kata Wiji Tukul, Apa Guna Punya Ilmu Tinggi kalau hanya untuk mengibuli. Apa guna banyak baca buku kalau mulut hanya dibungkam melulu. Indonesia terlalu banyak drama terhadap suatu hal. Cukupkan drama corona di Indonesia wahai pemerintah. Jerman sudah melepas maskernya, china pun begitu. Corona sudah mulai sembuh. Kebenaran akan terus hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun