Mohon tunggu...
Zulfaa Safinatun
Zulfaa Safinatun Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Maa Fii Qalbi Ghairullah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Berdamai dengan Kehidupan

24 Februari 2021   21:00 Diperbarui: 24 Februari 2021   21:06 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

" Nak, kamu telah melakukannya dengan baik, tetapi lihatlah lubang-lubang di pagar itu. Pagar itu tidak akan pernah sama seperti semula. Ketika kamu mengatakan hal-hal dalam kemarahan, mereka meninggalkan bekas luka seperti ini, lubang-lubang bekas paku yang tertancap. Kamu bisa meletakkan pisau pada seorang pria dan menariknya keluar. Tidak masalah berapa kali kamu minta maaf, tapi luka itu masih ada. Kamu mengerti maksud ayah 'kan, nak. " kata Atha

" Iyaa Ayah. Rasyad mengerti sekarang. Rasyad tidak akan mengulangi perbuatan yang salah lagi ayah, Rasyad menyesal. " kata Rasyad kepala nya tertunduk tanda ia menyesali perbuatan nya.

***

Tiga tahun berlalu, Rasyad tumbuh dan berkembang. Kini ia sudah berumur sembilan tahun. Atha dan Alisha, di anugerahi seorang anak kini telah hadir anggota keluarga yang baru. Sekarang mereka menjadi keluarga kecil yang bahagia. Lengkap sudah, seorang putri kecil hadir menemani mereka. Putri kecil itu memiliki paras yang cantik seperti ibu nya, Alisha. Putri kecil itu bernama Haura Raniyah. Sama seperti ibu nya, selain memiliki wajah yang cantik Haura juga memiliki hati yang baik. Di tahun ini Haura berusia tiga tahun.

Suatu hari, Rasyad mendapatkan penghargaan atas keberhasilan nya dalam lomba cerdas cermat tingkat Nasional. Penghargaan itu sangat berarti bagi Rasyad. Di dalam penghargaan itu salah satu nya terdapat sertifikat bertinta emas, diluar nya dilapisi oleh gulungan kertas agar tidak merusak sertifikat tersebut. Suatu ketika Haura, adik perempuan nya ingin memberikan hadiah kepada kakak nya atas kemenangan nya dalam lomba cerdas cermat. Haura tak sengaja mengambil gulungan kertas yang digunakan untuk melindungi sertifikat bertinta emas itu. Gulungan kertas itu, haura gunakan untuk membungkus hadiah yang akan diberikan kepada kakak nya. Haura tidak tahu kertas yang ia gunakan adalah gulungan kertas yang dipakai untuk melapisi sertifikat bertinta emas itu.

Mengetahui hal itu, amarah Rasyad meledak. Ia sangat marah kepada adik nya karena telah menggunakan gulungan kertas itu. Rasyad menghukum Haura, adik nya yang masih berusia 3 tahun karena menyia-nyiakan gulungan kertas pembungkus sertifikat bertinta emas itu. Rasyad menghukum Haura untuk berdiri dibawah pohon besar di halaman rumah nya selama 20 menit. Rasyad bermaksud untuk memberi pelajaran dan membuat nya memikirkan apa yang telah ia perbuat sebelum nya. Rasyad harap ia menyesal karena telah menggunakan barang tanpa izin dari pemilik nya terlebih dahulu. Setelah kurang lebih 20 menit lama nya, Haura segera memulai untuk mendekorasi kotak hadiah itu.

Sertifikat itu adalah bukti dari hasil kerja kerasnya. Ia menjadi geram ketika adik nya mencoba mendekorasi sebuah kotak untuk diletakkan di bawah pohon. Kotak itu akan diberikan kepada kakak nya sebagai hadiah. Ia membungkus kotak itu dengan telaten dan penuh kasih sayang. Walaupun nyata nya hasil bungkusan nya tidak begitu rapi. Maklumi saja karena Haura masih berusia tiga tahun. Meskipun demikian Haura pantas mendapatkan apresiasi karena ia sudah berinisiatif untuk memberikan hadiah kepada Rasyad, kakak laki-laki nya. Atha dan Alisha tersenyum senang melihat betapa antusias nya Haura saat membungkus hadiah untuk kakak nya itu.

Betapa asyik nya ia membungkus hadiah itu hingga ia kelelahan. Saking capek nya ia sampai tak kuat menahan kantuk dan tertidur dengan kertas di sekeliling nya. Keesokan hari nya adik kecil itu membawa hadiah itu kepada kakak nya dan berkata,

" Ini untuk kakak, kakak terima yaa. Maaf kak, Haura baru memberi hadiah ini kepada kakak. " ucap Haura dengan suara cadel nya.

Rasyad menjadi malu dengan reaksi berlebihan sebelumnya, tetapi kemarahan nya terus berlanjut ketika dia melihat bahwa kotak itu kosong. Dia berteriak padanya,

" Apakah kamu tidak tahu, ketika kamu memberi seseorang hadiah, seharusnya ada sesuatu di dalam nya? " sentak Rasyad.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun