Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Mencoba dan masih belajar menulis di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Karakter Harus Menjadi Tanggung Jawab Bersama

1 Mei 2019   10:18 Diperbarui: 1 Mei 2019   12:05 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan karakter salah satu tujuannnya adalah untuk mewujudkan akhlaq mulia. Sehubungan dengan itu, sejatinya pendidikan karakter itu menjadi tanggung jawab bersama. Pendidikan karakter yang utama tentunya diawali dari keluarga. Anak-anak yang dididik dalam keluarganya dengan hal-hal yang baik, melalui prilaku di lingkungan yang dilihatnya baik biasanya cenderung memiliki sifat yang baik.

Demikian halnya di sekolah, anak-anak tentu berpatokan dengan sikap pendidiknya. Anak - anak zaman sekarang cenderung memperhatikan prilaku gurunya baik di sekolah maupun di luar sekolah. Kalau misalnya di sekolah guru-gurunya memiliki geng, tentunya anak-anak peserta didik berpeluang untuk demikian. Sikap saling menghargai dan tidak membedakan teman sewajarnya dimulai dari pendidik itu sendiri. Ketika memberi nasehat ke peserta didik tentang adab bergaul dengan sesama tentunya peserta didik biasanya berpatokan pada gurunya. Peserta didik memiliki tabiat dan prilaku yang majemuk, hingga pendidik memiliki tanggung jawab untuk memberi contoh. Perlu waktu untuk membiasakan melakukan hal-hal yang baik.

Demikian halnya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kemajuan zaman, semuanya bisa ditonton dan disaksikan melalui tayangan apakah itu hoax atau nyata. Orang tua, sekolah, lembaga pendidikan dan seluruh lapisan masyarakat memiliki tanggung jawab untuk membina generasi menjadi generasi yang berbudi luhur. Bagaimanapun yang kecil akan remaja, yang remaja akan dewasa dan yang dewasa akan tua. Semua tentu berpeluang merasakan untuk menjadi orang tua apapun pekerjaan atau profasinya. 

Sewajarnya kita hanya melakukan hal-hal baik dalam segala hal terutama dalam penampilan dan bertutur kata, karena adanya perputaran usia tadi dan kehidupan yang tak abadi. Semuanya tentu kembali kepada cara kita membaca dan mempelajari situasi . Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah anak-anak cenderung meniru dan mewarisi segala sesuatu dari orang tuanya. Demikian juga dengan lingkungannya. 

Alangkah baiknya kita memberi contoh kepada generasi berikutnya. Karena bagaimanapun karakter baik bisa diwujudkan melalui pembiasaan kepada hal-hal yang baik . Jika kita kita masih bisa merasakan seseorang bersikap kasar atau lembut dalam prilaku dan ucapan, berarti masih ada peluang untuk menjadikan diri kita sendiri menjadi pribadi yang lebih baik. Bagaimanapun setiap perbuatan akan ada pertanggungjawabannya di akhirat kelak.

*

Tampunik, 01 Mei 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun