Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Mencoba dan masih belajar menulis di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Copet

13 Juni 2018   06:28 Diperbarui: 13 Juni 2018   08:23 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Keramaian telah memberimu inspirasi. Nasib yang kurang mujur, mengarahkan diri untuk mencari hal pintas yang membahayakan diri. Tapi apalah daya, semua terpaksa dilakukan untuk kebahagiaan. Salah jalan yang terlanjur dijalani.

Seorang ibu paruh baya dengan tas robek di samping bawah. Berbelanja di keramaian pasar dengan panas terik menusuk kepala. Dan tanganpun masuk ke tasnya. Sang ibu sadar lalu menangkis hingga mengenai kepala sang pencopet. Sang pencopet diomeli.

"Apa yang hendak kau ambil di tasku? Hanya sapu tangan penghapus ingus ini. Tak kan bermanfaat. Aku sudah tua. Tak adakah pekerjaan lain yang halal yang bisa kau lakukan?" Sang copet menunduk. Memohon agar ibu itu berbicara pelan. Dia takut dikeroyok massa. 

Tampunik, 13 Juni 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun