Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Mencoba dan masih belajar menulis di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketulusan Hati Wanita

22 Oktober 2017   14:29 Diperbarui: 22 Oktober 2017   15:07 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wanita memiliki kodrat sebagai istri dan ibu. Wanita di samping sebagai ibu rumah tangga ada juga yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam berumah tangga. Sewajarnyalah para pria santun dengan tugas wanita dalam batas dan sesuai norma. Tidaklah pada tempatnya pria memperlakukan wanita semena-mena. Makna adil terhadap wanita seharusnya difahami betul oleh pria. Banyak hal yang harus dihadapi wanita setelah berumah tangga. 

Pria dalam perannya sebagai suami seharusnya menyadari kelemahan dan batas kesanggupan wanita. Ada kalanya kita mendengar pria yang selingkuh karena istrinya sudah tidak cantik, tidak bisa menyesuaikan diri dengan pihak keluarganya,  ingin poligami dan sebagainya. Haruskah wanita  menderita? Terkadang ada juga terdengar pihak suami terlalu mengatur kehidupan rumah tangga . Mungkin iri karena keluarga bahagia, kehidupan yang memadai dan sebagainya. 

Dalam perannya sebagai ayah, seharusnya pria lebih mengutamakan pendidikan akhlaq anak-anaknya. Janganlah hanya membebankan semuanya pada wanita. Sewajarnya seiring sejalan untuk dapat menjalankan amanah sebagai orang tua. Ada kalanya karena ekonomi yang mapan, pria merindukan poligami. Apakah itu tidak menyakiti hati wanita jika dia tidak sudi?

Semua itu bukan berarti setiap tingkah wanita dalam koridor kebenaran. Tak ada salahnya saling mengingatkan bukan saling menyakiti. Tidak ada kita yang sempurna bukan? Kita punya tanggung jawab besar dalam menuntun anak-anak untuk berakhlaq baik dan mendapatkan pendidikan yang cukup. 

Kekompakan dalam keluarga adalah kunci suksesnya pendidikan anak-anak. Setelah membentuk rumah tangga, sewajarnyalah pria dan wanita lebih memperkuat iman karena godaan setan tak kan berhenti dalam menjerumuskan kebenaran dan ketulusan hati yang sudah dirakit utuh dengan rumah tangga. Dan untuk kehidupan baru yang dibentuk tak ada salahnya dibuat prosedur operasionan standar untuk setiap kegiatan yang diikuti setelah berumah tangga misalnya tentang reuni dengan teman-teman lama. Jika tidak penting, sebaiknya tinggalkan saja.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun