Mohon tunggu...
Zulfakriza Z.
Zulfakriza Z. Mohon Tunggu... Dosen - Dosen yang senang ngopi tanpa gula dan tanpa rokok

Belajar berbagi lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara Gunung Agung dan Gunung Sinabung, Ada Sesuatu yang Terselubung

13 Oktober 2017   15:36 Diperbarui: 13 Oktober 2017   16:07 1947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Gunung Agung, Bali dan Gunung Sinabung, Karo. (Sumber foto Google)

Gunung Agung dan Gunung Sinabung, dua gunung api yang saat ini masih ditetapkan sebagai gunung api yang berstatus awas oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) - Badan Geologi. Dua gunung yang unik dan membahayakan. Unik karena prilakunya yang belum bisa dipahami dengan baik, sedangkan aktivitasnya sampai saat ini masih membahayakan.

Disisi lain, tentu setiap gunung api selalu menyimpan keindahan dan kesuburan tanah yang mempesona bagi para pendaki dan bermanfaat bagi masyarakat yang ada di sekitar gunung api. Kondisi ini menjadi salah satu sebab ramainya masyarakat yang bermukim di sekitar gunung api. 

Gunung Agung adalah satu dari dua gunung api aktif tipe A yang ada di Pulau Bali. Selain Gunung Agung, Bali juga memiliki gunung Batur yang juga gunung api aktif. Sejak Jumat, 22 September 2017 pukul 20.30 WITA, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) - Badan Geologi menetapkan status Gunung Agung di Pulau Dewata Bali menjadi awas (level IV). Ulasan tentang meningkatnya status Gunung Agung, silakan baca tulisan Gunung Agung Berstatus "Awas". 

Hari ini masa kritis Gunung Agung memasuki minggu ketiga atau lebih kurang 22 hari sejak ditetapkan statusnya menjadi awas. Aktivitas Gunung Agung masih terus dipantau oleh petugas Pos Pengamatan Gunung Agung beserta para ahli gunung api dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) - Badan Geologi.  Sampai saat ini aktivitis kegempaan di Gunung Agung masih tinggi.

Berdasarkan catatan dari PVMBG tercatat Gempa Vulkanik Dangkal 96 kejadian, Gempa Vulkanik Dalam 138 kejadian, Gempa Tektonik Lokal 12 kejadian dan Gempa Tremor Non-Harmonik 4 kejadian. Dari catatan ini ada hal yang menarik, yaitu kejadian gempa tremor non-harmonik. Menurut PVMBG, gempa tremor terjadi akibat adanya beberapa gempa vulkanik yang terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan, artinya gempa kedua terjadi pada saat gempa pertama masih berlangsung. Kondisi ini secara fisis menandakan adanya aliran fluida magmatik baik itu gas, cairan atau material yang terdorong akibat tekanan yang berlebih.  

Banyak dugaan yang berkembang terkait dengan kondisi aktivitas Gunung Agung. Baik itu dugaan letusan yang kuat dan perkiraan arah aliran lahar yang mungkin terjadi. Dugaan letusan dan aliran lahar didasarkan pada pengalaman letusan Gunung Agung tahun 1963 lalu. Sebuah letusan yang kuat serta mengakibatkan korban jiwa melebihi angka 1500 jiwa. Sebuah pengalaman kelam yang semua kita tdak ingin terulang lagi. 

Lain halnya dengan Gunung Sinabung yang berada di Tanah Karo Sumatra Utara. Gunung api aktif yang tidak tercatat aktivitas sejak tahun 1600 atau lebih kurang 400 tahun diam tidak menunjukkan aktivitas yang signifikan. Akan tetapi tetiba aktif dan meletus pada tahun 2010 lalu. Pada awalnya Gunung Sinabung tergolong gunung api aktif tipe B.

Pengklasifikasian sebuah gunung api yang dilakukan oleh PVMBG berdasarkan aktivitas letusan sebuah gunung api, jika ada aktivitas letusan dalam kurun waktu 400 tahun maka tipe A, jika antara 400 - 600 tahun maka tipe B dan jika lebih dari 600 tahun maka tipe C. Untuk gunung api tipe B dan C tidak diamati secara intensif, beda dengan gunung api tipe A yang diamati secara terus menerus dan menempatkan pos pengamatan di dekat gunung api. Sejak kejadian letusan Gunung Sinabung yang notabene gunung api tipe B, maka pengklasifikasian tipe gunung api dievaluasi oleh PVMBG. 

Gunung Sinabung sampai saat ini berstatus awas dan masih menyemburkan awan panas. Rekam jejak letusannya adalah sebagai berikut:

  1. 27 Agustus 2010, mengeluarkan asap dan abu vulkanis 
  2. 29 Agustus 2010, mengeluarkan lava panas
  3. 3 September 2010, terjadi 2 letusan. Letusan pertama menyemburkan debu vuklkanis setinggi 3 kilometer dan letusan kedua terjadi bersamaan dengan gempa bumi vulkanis yang dapat terasa hingga 25 kilometer di sekitar gunung ini
  4. 18 September 2013, terjadi 4 kali letusan. Letusan ini melepaskan awan panas dan abu vulkanik
  5. 20 November 2013 terjadi enam kali letusan sejak dini hari dan terbentuk kolom debu setinggi 8000 m
  6. 3 Januari 2014 terjadi guguran lava pijar dan semburan awan panas 
  7. 21 Mei 2016, meletus dengan mengeluarkan awan panas.
  8. 26 September 2017, mengeluarkan awan panas setinggi 1,5 km
  9. 12 Oktober 2017, letusan dengan tinggi kolom abu vulkanik 2.000 meter yang diikuti awan panas guguran

Sejak 2010, Gunung Sinabung masih terus menunjukkan aktivitas letusan dan semburan abu vulkanik. Tentu hal ini menjadi fenomena yang menarik untuk dipelajari. Sama halnya dengan Gunung Agung yang terus menunjukkan aktivitasnya, akan tetapi sampai hari ini belum menunjukkan tanda-tanda letusan. 

Kedua gunung tersebut membarikan pemahaman tentang petingnya penelitian fenomena kegunungapian di Indonesia. Tentu banyak hal yang masih terselubung dari dalam perut gunung api yang belum dipahami dengan baik. Tapi meskipun demikian, para peneliti terus berusaha untuk memahami dinamika gunung api. Banyak hal penting dari fenomena Gunung Sinabung yang telah ditulis dalam dokumen ilmiah, salah satunya adalah Tomographic Imaging Sinabung Volcano. Tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang dilakukan Nugraha, dkk adalah mencoba memahami struktur dalam tubuh Gunung Sinabung berdasarkan penjalaran gelombang seismik akibat gempa yang terjadi di sekitar Gunung Sinabung. Salah satu ilustrasi yang dihasilkan dari penelitian itu ditampilkan dalam gambar 2 berikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun