Mohon tunggu...
Zulfa Izdihar
Zulfa Izdihar Mohon Tunggu... -

Suka nulis hal-hal yang menurut saya menarik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Wind River (2017): Ketika Misteri, Drama, Kriminal, dan Romansa Dijadikan Satu

8 November 2017   18:26 Diperbarui: 8 November 2017   18:40 1977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: https://www.youtube.com/watch?v=LIroKKSD4SI

Saya lupa kapan tepatnya menonton film Wind River. Kalau tidak salah sih saat itu malam Minggu. Dan di luar hujan deras. Akhirnya menonton film menjadi pilihan utama untuk menghabiskan malam minggu saya (tipikal jomblo).

Awalnya saat melihat poster film Wind River (di salah satu web streaming film favorit saya) agak kurang tertarik karena terlihat seperti film yang membosankan dan tidak worth it untuk ditonton. Tapi saat melihat rating filmnya 8,0 di imdb (yang mana cukup tinggi) maka saya mantap untuk menonton film ini. Tidak lupa juga saya siapkan camilan ringan sebagai teman nonton hahahaha.

Wind River adalah film yang disutradarai oleh Taylor Sheridan dan diproduseri oleh Peter Berg, Matthew George, Basil Iwanyk dan Wayne Rogers. Judul film Wind River mungkin diambil dari nama lokasi kasus (Wind River Indian Reservation) yang diceritakan dalam film ini. Faktor utama yang membuat saya tertarik adalah karena film ini dibuat berdasarkan kisah nyata. 

Film dibuka dengan monolog seorang gadis yang berlari di tengah badai salju pada malam hari. Gadis ini terlihat ketakutan oleh sesuatu dan beberapa bagian tubuhnya terlihat luka-luka. Beberapa saat kemudian, gadis ini ambruk di tengah hamparan salju.

Scene berpindah ke Cory Lambert (Jeremy Renner) yang menemukan mayat gadis tersebut pertama kali. Cory segera tahu bahwa mayat tersebut adalah Natalie Hanson (Kelsey Chow) yang mana merupakan salah satu sahabat anaknya yang telah meninggal. Cory menghubungi FBI untuk bantuan dan datanglah agen Jane Banner (Elizabeth Olsen).

Dua puluh menit pertama film ini mungkin akan terasa membosankan dan bisa saja Anda tergoda untuk mempercepat film ke bagian akhir untuk melihat bagaimana akhir film dan siapa pelakunya. Percayalah, saya juga tergoda saat itu. Bahkan saya harus memberhentikan film hingga lima kali karena sedikit bosan. Tapi apa gunanya teka-teki jika jawabannya sudah diketahui?

Maka saya bersabar untuk mengikuti tiap detik alur cerita yang disuguhkan oleh Wind River. Cory dan Jane yang menjadi aktor utama di film ini membawa penonton untuk ikut berpikir dan menerka-nerka. Sebenarnya apa yang terjadi di Wind River Indian Reservation saat itu? Siapa pelaku yang membunuh Natalie Hanson? Apa motifnya membunuh korban?

Saya secara pribadi sangat merekomendasikan film ini untuk Anda yang menyukai film-film jenis psychology-thriller tanpa adegan berdarah-darah. Alur ceritanya sederhana dengan bumbu-bumbu drama dan romansa. Kualitas sinematografinya tidak perlu diragukan lagi. Anda akan dibawa ke suasana kelam Wind River yang sunyi, jauh dari hiruk-pikuk keramaian kota dan pemandangan alam yang diselimuti oleh dinginnya salju. Di wilayah terpencil seperti ini (yang jauh dari tempat hiburan, tempat wisata dan pusat keramaian), orang baik pun bisa berubah menjadi monster yang jahat karena tekanan hidup. Sepertinya hal itulah yang ingin disampaikan oleh penulis Wind River.  

Film ini termasuk berkesan bagi saya. Cory Lambert mengajarkan kita tentang nilai-nilai keadilan. Bahwa sesungguhnya seorang anak yang terbunuh secara keji tidak akan pernah benar-benar mati di dalam hati orang tua sebelum pelakunya tertangkap.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun