Mohon tunggu...
Zulfahmi Syamsuddin
Zulfahmi Syamsuddin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Akademisi, Peneliti bidang Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam

Berbuat yang Terbaik, Bermanfaat bagi Dunia dan Bermakna bagi Akhirat

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengenalkan Sejarah pada Anak Melalui Kunjungan Museum

3 Mei 2023   11:21 Diperbarui: 3 Mei 2023   17:50 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari itu tepat Hari ke-6 Idul Fitri 1444 H, saya bersama keluarga menghadiri acara akad nikah sepupu di Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Setelah sesi foto bersama keluarga besar selesailah rangkaian acara prosesi akad nikah sepupu saya. 

Anak pertama saya yang baru berumur 7 tahun mengajak keliling Kota Banda Aceh. Ayah kita pergi ke Museum Aceh sekarang ya, katanya dengan penuh semangat dan penuh tanda tanya bagaimana museum itu. Tanpa pikir panjang istri juga setuju dan mengiyakan permintaannya. 

Beranjak dari Mesjid Raya Baiturrahman kami langsung menuju Museum Aceh. Museum ini banyak menyimpan pesan sejarah sejak masa Kerajaan Aceh Darussalam sampai pasca Tsunami yang melanda Aceh dan Dunia Tahun 2004.

Sesampai di Museum Aceh, saya memarkirkan mobil ditempat yang telah disediakan. Kemudian langsung disambut dengan komplek Makam Raja Aceh tepat didepan Museum. Ayah batu apa ini, bentuknya terukir indah dan penuh seni? Tanya anak yang pertama. Inilah makam Raja-raja Aceh yang berasal dari Bugis.

Kerajaan Aceh dulu bukan hanya dipimpin oleh orang Aceh saja. Bahkan ada orang Bugis, Pahang dan lainnya juga pernah memimpin Kerajaan Aceh. Ini menandakan bahwa Aceh sebagai sebuah kerajaan dan bangsa yang besar dalam lintasan sejarah.

Kemudian kami mengambil tiket dan masuk ke Museum. Pemandangan pertama disajikan dengan pemandangan hutan dan replika hewan-hewan yang terdapat dalam hutan Aceh. Si anak tertuju pada seekor kerbau yang berkepala dua. 

Menurut sejarah, kerbau ini sudah diawetkan yang lahir pada tahun 1953 di Ulee Kareng . Kerbau itu merupakan  milik seorang peternak yang berasal dari Kedah Banda Aceh. Tahun 1994 ofset kerbau tersebut sudah resmi menjadi koleksi Museum Aceh.

Kurang lebih 2 jam kami berkeliling Museum Aceh banyak hal-hal baru yang dilihat anak-anak kami tentang sejarah Aceh. Ada senjata tradisional Aceh yang digunakan ketika perang melawan penjajah. Gambar-gambar pejuang yang telah melawan penjajah dan lainnya. 

Di satu sudut juga terpampang gambar Sultan Iskandar Muda, salah satu sultan yang membawa  Aceh mencapai puncak kejayaannya. Semua itu tidak terlepas dari adat dan agama yang dijunjung oleh masyarakat Aceh saat itu.

Semoga napak tilas sejarah pada anak melalui kunjungan Museum dapat menanamkan nilai-nilai pendidikan yang berharga dari segi perjuangan, semangat dan jati diri. 

Wallahu 'Alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun