Mohon tunggu...
Zulfahmi Ami
Zulfahmi Ami Mohon Tunggu... Guru - guru IPS

jadilah karang ditengah lautan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masa Kecilku

18 Oktober 2019   14:18 Diperbarui: 18 Oktober 2019   14:20 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku dan keluargaku tinggal di sebuah kota kecil di Sumatera Utara. Kota kecil yang sejuk dan nyaman. Aku beserta keluarga menikmati suasana tempat kami tinggal. Kami sekeluarga  hidup dengan bahagia, dan kedua orang tuaku selalu mengajarkan kepada kami tentang pendidikan agama yang baik. Dengan bekal pendidikan agama itulah kedua orang tuaku menyekolahkan anak-anaknya di sekolah agama beserta.

     Awal aku masuk sekolah, aku merasa takut. Takut kalau teman-temanku nakal, takut kalau gurunya galak, takut kalau aku tak bisa mengikuti pelajaran. Padahal semua itu tak perlu terjadi kalau teman-temanku nakal, aku bisa saja mengadukannya pada kakak-kakakku yang waktu itu duduk di kelas lima dan tiga.

     Setelah beberapa minggu berlalu, ternyata ketakutanku tak beralasan. Teman-temanku ternyata semuanya baik-baik dan kami saling menyayangi . Walaupun ada beberapa temanku yang suka iseng, tapi wajar karena kami masih anak-anak.

      Setelah enam bulan aku bersekolah dan duduk di bangku kelas satu, tanpa terduga kedua orang tuaku memanggil aku dan kakak-kakakku untuk bicara. Kedua orang tuaku mengabarkan kepada kami bahwa, kita semua akan pindah ke Jakarta dan itu berarti sekolah kamipun akan pindah ke Jakarta. Aku merasa sedih, karna baru beberapa bulan aku beradaptasi dengan teman-temanku dan sekarang harus meninggalkan mereka semua sera nanti di Jakarta aku harus beradaptasi kembali dengan teman-teman baruku disana. Tapi apa mau di kata, ayahku seorang abdi Negara yang harus pindah tugas ke Jakarta.

     Sehari menjelang kepindahanku ke Jakarta, guru dan teman-teman memberikan ucapan selamat jalan dan mereka semua mendoakanku agar betah di Jakarta serta menjadi anak yang baik dan sukses. Aku menangis dan bingung kenapa ini harus terjadi, kapan aku akan bertemu mereka kembali dan sampai berapa lama aku di Jakarta.

     Akhirnya tibalah saatnya aku beserta keluargaku harus berangkat meninggalkan kampung halamanku tercinta dan pergi merantau kenegri orang yaitu Jakarta. Banyak sanak saudaraku yang mengantar kepergian kami ke pelabuhan. Saudara-saudaraku banyak berpesan pada kedua orang tuaku agar mereka berhati-hati di negri orang terutama dengan kami berempat, adikku sangat kecil waktu itu baru berusia dua tahun. Banyak kabar bahwa di Jakarta bergaulan anak-anak kurang baik, itulah yang di takutkan semua saudaraku. Tapi kedua orang tuaku berjanji akan menjaga kami semua dengan baik.

     Kapal yang membawa kami ke Jakarta sudah berbunyi menandakan kapal harus segera berangkat. Kami melambaikan tangan kepada semua sanak saudara yang mengantar kami. Dan kapalpun sedikit demi sedikit bergerak meninggalkan pelabuhan.

     Perjalanan kami ke Jakarta ditempuh selama tiga hari dua malam. Di dalam perjalanan kakak laki-lakiku menderita sakit, Kedua orang tuaku harus bolak-balik menemui dokter yang ada di atas kapal. Untung ada beberapa anak mahasiswa yang mau mengantar kedua orang tuaku ke dokter. Ketika kedua orang tuaku kedokter Aku besama adik dan kakakku berniat mau menyusul namun akhirnya kami bertiga tersesat di atas kapal yang besar itu, untung saja ada anak buah kapal yang sedang bekerja menemui dan mengantarkan kami menemui kedua orang tua kami.

     Setelah tiga hari terombang-ambing di atas kapal, akhirnya sampailah kami di Jakarta. Kapal berlabuh di dermaga sebuah pelabuhan besar di Jakarta yaitu Tanjung Priuk. Pelabuhan itu sangatlah ramai, banyak orang berlalu lalai di sana. Sambil menunggu teman ayah yang akan menjemput, kami semua duduk-duduk di kursi yang telah di sediakan di pelabuhan. Tak lama teman ayahpun datang, ayah memperkenalkan kami semua kepada temannya, kemudian kami semua meninggalkan pelabuhan dan pergi menuju rumah tempat tinggal kami selama kami di Jakarta.

     Dua hari di Jakarta, setelah lelah menghilang barulah kedua orang tuaku mendaftarkan kami bertiga kesebuah sekolah negeri yang ada di dekat kami tinggal. Sekolah itu tak terlalu jauh dari rumah kami hanya dapat di tempuh dengan berjalan kaki. Disekolahku yang baru tak jauh beda dengan sekolahku di kampung, guru-guru dan teman-temanku semua baik tidak seperti apa yang di khawatirkan oleh saudara-saudaraku di kampung. Aku menyelesaikan pendidikan disekolah ini selama enam tahun dan mendapat sekolah yang lebih tinggi yaitu di salah satu SMP negeri, SMA negeri dan menyelesaikan kuliah ku di salah satu perguruan tinggi swasta semuanya ada di Jakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun