Mohon tunggu...
Zulfa Tsalisatul A H
Zulfa Tsalisatul A H Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Percayalah Allah masih bisa membolak balikan hati manusia. Sabar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Intelegensi

12 April 2021   10:05 Diperbarui: 13 April 2021   08:52 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana ekspresi kalian ketika ada orang yang membaca peta dengan terbalik, jago sekali dalam bermain catur? mungkin salah satu dari kalian akan mengatakan bahwa orang itu cerdas. Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang intelegensi atau kecerdasan.

Apasih intelegensi itu? Menurut Collins, intelegensi itu kecerdasan itu adalah kemampuan seseorang untuk berpikir, bernalar dan memahami alih-alih bagaimana melakukan sesuatu secara otomatis ata dengan menggunakan naluri. Selain pendapat Collins, ada pendapat lain yaitu dari Kamus Macmillan kecerdasan atau intelegensi adalah kemampuan untuk memahami dan berpikir tentang berbagai hal dan untuk mendapatkan berbagai hal untuk mendapatkannya menggunakan pengetahuan.

Intelegensi bisa kita sebut dengan IQ. IQ adalah skor yang sering digunakan untuk menilai kecerdasan umum, dan biasanya untuk mengukur berbagai ketrampilan dari verbal hingga spasial. IQ merupakan ciri psikologis paling kuat yang diukur dan sangat berkolerasi dengan hasil kehidupan yang positif seperti kesehatan,umur panjang, prestasi kerja, dan bahkan pendapatan. Orang yang memiliki IQ yang cukup tinggi memiliki keuntungan yaitu salah satunya dalam mengatasa rasa trauma.

Menurut Neel Burton didalam artikelnya, IQ adalah prediktor terbaik untuk kinerja pekerjaan. Tapi hal itu sudah tidak mengejutkan lagi atau bahkan suatu hal yang lumrah karena kinerja dengan IQ telah didefinisikan dalam istilah yang sama dan keduanya saling bergantung setidaknya hingga sampai batas tertentu, pada tiga faktor seperti kepatuhan, motivasi dan pencapaian kepatuhan. 

Orang barat cenderung memikirkan kecerdasan dalam ketrampilan analitis. Tetapi menurtu masyarakat pemburu-pengumpul yang erat, kecerdasan mungkin lebih didefinisikan dalam hal ketrampilan mencari makan dan berburu,atau ketrampilan dan tanggung jawab sosial. Dan dalam satu masyarakat ketrampilan itu akan berubah seiring dengan berjalannya waktu. Di Barat, penekannya berangsur-angsur bergeser dari ketrampilan bahasa ke ketrampilan analitis yang lebih murni.   

Apakah mungkin atau bisakah kecerdasan itu ditingkatkan? ada beberapa aspek kecerdasan dapat ditingkatkan. Namun ada banyak kontroversi tentang hal ini, bagaimana meningkatkan kecerdasan dan seberapa besar kecerdasan dapat berkembang. Pertama, salah satu prasyarat yang utama untuk pertumbuhan intelektual yaitu dengan cara menolak sebuah keyakinan bahwa kecerdasan itu tetap. Yang kedua, aspek kecerdasan dapat ditingkatkan salah satunya dengan cara kecepatan dalam pemrosesan, strategi dalam pemecahan masalah, dan peningkatan memori. 

Pada awal tahun 1980-an, seorang peneliti Havard Howard Gardner mengusulkan bahwa ada berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki oleh manusia dalam jumlah yang berbeda-beda. Jenis-jenis kecerdasan itu antara lain kecerdasan visual-spasial, logis-matematis dan interporsonal. Menurut teori Gardner, seseorang yang memiliki interpersonal tinggi kemungkinan akan memiliki keunggulan dalam bekerja sama dengan suatu kelompok . Seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan logis-matematis yang tinggi akan memiliki kapasitas yang lebih tinggi untuk memahami suatu angka, pola dan penalaran yang logis. Teori tersebut sering digunakan dalam tes kepribadian atau suatu pekerjaan. Akan tetapi, banyak juga peneliti intelejen yang membantah keberadaan kecerdasan yang berbeda dan mengkritik teori, kriteria dan desain penelitian dari Gardner.

Pada saat itu saya berpikir bahwa Intelegensi dan keahlian atau bakat itu memiliki arti yang sama, ternyata tidak. Tetapi intelegensi berpengaruh terhadap keahlian. Jadi bakat atau keahlian itu merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu yang bersifat spesifik dan fokus. Namun, dinamis dan membutuhkan waktu tertentu untuk mempelajarinya dan dapat dibuktikan. Nah semakin tingkat kecerdasan itu tinggi maka keahlian seseorang akan bagus juga. Duckworth pernah mengatakan tentang definisi bakat atau keahlian yaitu tingkat dimana kita berusaha lebih untuk menjadi yang lebih baik. Misalkan ada pemain sepak bola terbaik, dia (pemain sepak bola itu) memiliki usaha yang lebih untuk menjadi pemain sepak bola terbaik. Dan kita tahu kita mengerahkan segala upaya dan usaha untuk menjadi lebih baik. Dan tidak semua orang bisa melakukannya, dan Duckworth percaya bahwa setiap orang memiliki bakat atau keahlian yang berbeda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun