Mohon tunggu...
Zulfa Dinarsekar
Zulfa Dinarsekar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Puisi Inilah Asaku

23 Juni 2021   18:44 Diperbarui: 23 Juni 2021   18:51 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

INILAH ASAKU
Hujan bulan ini kembali menerpa dini hariku
Impian kala itu hampr saja kuakhiri
Zona yang tak nyaman mulai ditnggalkan
Bunga manisku akan mekar sebentar lagi
Menjadi penantian besar
Yang selalu dinanti
Hingga detik berganti
 
Gugatan para pecundang terlampir
Impian itu terhalang suatu masa
Lamunan ini belum berhasil
Bekalku masih kurang
Nestapa buruk bisa saja menghampiri
Aksiku butuh usaha yang lebih berarti
 
Perngorbanan keras harus diabdikan
Lamunan yang berupa untaian kata
Tak boleh berakhir dengan ketidakpastian
Cita cita kuuntai kembali
Alangkah beratnya jalan ini
Berjalan sendiri sembari memikul berat di dahi
Marak sekali yang membentengiku
Seolah aku menjadi musuh terbesarnya
 
Untunglah . . .
Umurku masih muda
Waktuku juga masih panjang
Aksiku belum terlahir sepenuhnya
Berharap dating angin rindu
Kujadikan teman dikala badai itu dating lagi
 
Oh sungguh ironis
Dipaatahkan semangat disana dan disini
Nihil kepastian
Aku semakin larut dalam kesedihan
 
Cita-cita ini masih menjadi ambisi
Kubuktikan kepada penghalang yang menghadang
Hidupku berarti
Pintaku tak sekedar ekspetasi
Harapanku akan menjadi bahan bukti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun